Lihat ke Halaman Asli

"Selembar Kertas Impian"

Diperbarui: 22 Januari 2020   04:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selembar kertas bak mas
Sederhana yang tak murah
Waktu dan tenaga tak dipedulikan
Hanya untuk selembar kertas
Sirna sudah kumpulan kertas lain di saku
Menghilang bagai asap rokok yang mengudara
Itu hanya perantara
Dalam berlari ke cahaya yang terang
Kata "tabah" menjadi tak asing
Disaat ingin meninggalkan
Keringat yang tak nampak menjadi saksi bisu
Antara berhenti atau bertahan
Air mata menetes  saat meraihnya
mengingat semua yang menemani
Suka dan duka selalu di sisi
Diciptakan oleh perjuangan
Itulah gambaran dirinya
Semua insan tunduk kepadanya
Menjadi sanjungan serta kenangan
Karena dirimu "selembar kertas impian".

Karya : Muhammad Dwi Cahaya Putra

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline