Dunia sepak bola kini semakin melambung, semakin di gemari oleh warga dunia. Dari generasi muda hingga tua, dari kalangan rakyat biasa hingga kalangan elite sekalipun, dan ingat yang mencintai dunia bola tak hanya berjenis kelamin lelaki saja tapi para wanita juga lho. Termasuk saya, nah sebenarnya kalau main bola saya tak memiliki kemampuan sedikitpun, apalagi kalau ditanya tentang tehnik permainan bola. Teman pena tahu tidak? saya menyukai dunia bola tak bisa dipungkiri karena para pemain bola muda yang memiliki postur keren dan paras tampan yang menarik hati lho.. Eits, bukan hanya melihat fisik saja, tapi karena para pemain tampan tersebut memiliki skill menguasai bola yang sangat mempesona. Itu nilai lebih nya. Namanya Cesc Fabregas, pemain bola asal Spanyol yang mampu membuat saya terpaku melihat bintang lapangan satu ini saat menggocek benda bundar tersebut. Yah, mungkin hanya dalam hayalan saja saya bisa bertemu dengannya. Awalnya itu yang terpikir, namun semua rasa putus asa sirna saat kesempatan itu muncul.
Berkat Hammam Pratama Putra Sang juara karate sekaligus sepupu saya yang mengikuti lomba berbagi cerita di salah satu produk makanan yang men-sponsori kedatangan Fabregas ke Indonesia, saya bisa mencapai hayalan untuk bertemu Sang idola. Hammam memenangkan lomba tersebut yang ternyata hadiahnya berfoto dan di wawancarai oleh media bersama Fabregas. Ahhh membanggakan bocah satu ini.
Saya sadar kalau yang mendapatkan kesempatan semua itu hanyalah Hammam dan kedua orang tuanya karena tiket yang disediakan panitia penyelenggara pun hanya terbatas dan saya mungkin hanya bisa melihat Fabregas saat pertama datang ke tempat acara di salah satu Mall yang berada di Jakarta Utara.
Keluarga dari Sukabumi sengaja mengantar Hammam ke Jakarta karena ingin melihat Fabregas, termasuk saya, Saniya, Kakek dan Bi Anis. Wah suasana Mall di penuhi para penggemar Fabregas yang sama dengan saya, tak memiliki tiket. Tapi kita tetap bersemangat menunggu kedatangan gelandang Barcelona itu. Kami berpisah tempat di Mall, Hammam dan orang tuanya sudah masuk ke ruangan yang sudah di sediakan panitia, sementara saya, Saniya dan bi Anis menunggu Fabregas 3 jam di lantai dua. Akhirnya waktu yang di tunggu-tunggu datang, Fabregas muncul dengan penampilan simple tapi cool-nya, memakai kaos polos berwarna putih dan celana pendek, Bintang lapangan itu dikawal beberapa bodyguard berpakaian kemeja hitam dan kaca mata hitam. Semua sontak berteriak nama Cesc Fabregas dan mengambil gambarnya, para wartawan televisi, penggemarnya, dan termasuk saya. Senyuman dan lambaian tangan Fabregas yang sangat dekat dari posisi saya berdiri semakin membuat jantung itu dag-dig-dug karena meleleh. Sayang, gambar Fabregas kurang jelas karena tangan saya saat memotretnya gemetar ditambah lagi Fabregas yang keburu masuk kedalam ruangan khusus media. Masih menunggu Fabregas keluar dari ruangannya, setelah sepuluh menit Fabregas baru keluar dengan menggunakan kaos merah yang baru digantinya. Lagi-lagi Fabregas melambaikan tangan dan menebarkan senyuman mautnya. Fabregas langsung dibawa panitia dan bodyguard ke ruangan para tamu undangan dan pemilik golden tiket berada karena acara akan segera dimulai.
Konyol dan gilanya saat itu, saya dan Saniya malah berlari cepat tanpa henti mengikuti penggemar fanatic Fabregas yang mencari arah lain untuk masuk keruangan acara dilaksanakan. Tak disangka usaha konyol kami mendapat hasil, kami akhirnya berada di ruangan para tamu undangan dan pemilik tiket duduk manis menyambut bintang lapangan itu beraksi. Gawat! Tingkah nekat kami para penggemar yang tak memiliki tiket diketahui panitia dan bodyguard. Alhasil kami dipaksa secara halus untuk meninggalkan ruangan tersebut. Namun beberapa penggemar fanatic Fabregas bersikukuh untuk tetap di ruangan ini. Yah, meskipun tempat kami duduk membelakangi ruangan. Saya menyunggingkan senyum malu saat itu, tapi saya akan terus mengikuti tingkah penggemar fanatic Fabregas. Kapan lagi coba punya pengalaman begini? Hehe. Panitia penyelenggara akhirnya membolehkan kami mengikuti acara Fabregas tersebut sampai akhir, namun kami dipindahkan dari posisi membelakangi ruangan jadi ketempat para tamu undangan dan pemilik tiket berada. Ahh mantap! Mimpi rasanya, untung saya mengikuti ulah penggemar fanatic . Saya, Saniya dan penggemar fanatic Fabregas yang hampir semua wanita muda berkisaran anak kuliahan yang tidak memiliki tiket bisa dihitung dengan jari tangan tersebut bisa melihat aksi-aksi Fabregas secara langsung dari jarak dekat, bisa mendengar suara menghanyutkan Fabregas, bisa melihat dia menghipnotis bola sepak dan yang lebih woow bisa mengambil gambar Fabregas dengan kualitas photo yang tak sama saat pertama kalinya Fabregas muncul. Yah, meskipun tak bisa ber-photo bersama dan meminta tanda tangan Idola namun saya sangat senang hari ini. Hari ini, hari Kamis tanggal 5 juli 2012. Hari yang sangat berkesan karena hayal saya untuk bertemu Sang Idola tampan terwujud, meskipun harus melakukan hal-hal di luar kesadaran saya hehe. Oh yah, apa anda akan mengikuti jejak kekonyolan saya bila nanti mengalami hal yang sama seperti yang dialami saya? Atau mungkin akan menerima kenyataan? Nah, itu sedikit cerita unik saya untuk mencapai hayal. Terimakasih sudah mau membaca ya Teman pena. Salam Barca!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H