Lihat ke Halaman Asli

Wisnu Bangun Saputro

Freelance writer

ASEAN Ancam Posisi AS

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Setelah terselenggaranya Deklarasi Concord II di Bali, Indonesia yang menghasilkan beberapa kesepakatan salah satunya adalah kerjasama dalam bidang ekonomi atau sering disebut ASEAN Economic Community. ASEAN Economic Comunity (AEC) sendiri memilik dasar dan tujuan tersendiri, mengacu pada komitmen negara-negara ASEAN Satu Visi – Satu Identitas – Satu Komunitas. Negara-negara ASEAN telah mengalami banyak peningkatan dibidang ekonomi, data terkini juga menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata lima anggota utama ASEAN - yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand - atau ASEAN5 telah meningkat 5,1 persen selama semester pertama tahun ini. Pertumbuhan itu sebagian besar didorong oleh pesatnya pembangunan ekonomi di Filipina dan Thailand.

Di sisi lain, Produk Domestik Bruto (GDP) ASEAN pada 2012 naik 5,7 persen, atau lebih besar 1 persen dari data 2011. Tingkat pertumbuhan ekonomi ASEAN5 melebihi para anggota lainnya (yang tergabung dalam kelompok BCLMV), masing-masing sebesar 5,8 persen dan 5,3 persen. Hal ini membuktikan bahwa keputusan untuk menggerakan masyarakat ASEAN Economic Community merupakan suatu ancaman besar bagi Amerika, karena saat ini Amerika Serikat merupakan mitra dagang terbesar kedua Cina. Jika pertumbuhan Ekonomi di kawasan ASEAN stabil, maka bukan tidak mungkin ASEAN akan menggeser AS, untuk saat ini ASEAN menempati posisi ketiga setelah Uni Eropa dan Amerika Serikat sebagai mitra dagang Cina.

Hubungan Pasar bebas antara Cina dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa beberapa pekan yang lalu mengalami penurunan, hal ini dikarenakan yang menjadi prioritas pemerintah Cina adalah mengekang negara yang terlampau kuat serta memperbesar peranan pasar. Sejumlah kemajuan telah diraih. Di sektor keuangan, perbankan kini dapat menentukan besar pinjaman dengan berpatokan pada pasar, bukan angka yang ditetapkan pemerintah. Dalam pergeseran kebijakan, investasi swasta dibolehkan bagi sejumlah sektor yang sebelumnya tertutup seperti perkeretaapian. Hal ini merupakan peluang bagi negara-negara ASEAN untuk memanfaatkan momen tersebut, pasalnya negara-negara ASEAN adalah negara-negara dengan perekonomian berkembang dan tidak terlalu mengacam perekonomian domestik Cina.

Maka dapat disimpulkan bahwa untuk beberapa tahun ke depan ASEAN memiliki kesempatan yang bagus untuk memperkuat basis dalam persaingan di pasar bebas Cina, begitu juga sebaliknya dimana Amerika Serikat dan Uni Eropa beberapa tahun kedepan akan mengalami tantangan untuk bisa bertahan dalam persaingan di pasar bebas Cina. Sejak ASEAN dan China memberlakukan Kerjasama Perdagangan Bebas (FTA) pada 2010, volume perdagangan kedua pihak melesat cukup tajam. Dalam kurun sepuluh tahun kedua pihak telah banyak menghasilkan. Pada 2002 nilai perdagangan China -ASEAN US$54,77 miliar dan pada 2012 sebesar lebih dari US$400 miliar, dengan kenaikan rata-rata per tahun sebesar 22 persen.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline