Lihat ke Halaman Asli

Jurus Sakti Menangi Persaingan Sejak Awal

Diperbarui: 26 April 2017   07:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sahabat Juara,

Saat mengamati kinerja beberapa perusahaan dan organisasi, saya mendapati beberapa di antara mereka masih sibuk dengan rapat kerja dan rewarding padahal ini sudah memasuki pekan terakhir Februari. Artinya, bulan berikutnya sudah saatnya melakukan evaluasi triwulanan.

Sementara fakta-fakta menunjukkan, mereka yang memulai di saat yang tepat saja belum tentu sukses, apalagi yang terlambat. Saya tidak akan mengajak anda membayangkan bagaimana kelak mereka menutup tahun ini.

Yang ingin saya ajakkan pada Anda adalah bagaimana di pekan-pekan kritis seperti ini, Anda dan organisasi yang Anda pimpin benar-benar fokus MELAKSANAKAN PERENCANAAN yang sudah disusun manis di akhir tahun lalu. Sudah tidak pada tempatnya MERENCANAKAN PELAKSANAAN.

Mengambil contoh dari salah satu perusahaan yang menjadi klien kami yang bahkan tidak sekadar melaksanakan perencanaan, melainkan MEMPERCEPAT PELAKSANAAN. Perusahaan itu bernama Astra Life, perusahaan asuransi yang lebih fokus ke employee benefit (kesehatan, jiwa, dan pensiun).

Mereka meyakini, untuk memenangi persaingan, keseriusan saja tidak cukup. Harus cepat. Bahkan, cepat saja tidak cukup. Harus lebih cepat. Mereka meyakini, di industri yang sudah matang, pesaing-pesaing mereka pasti juga sudah merencanakan strategi-strategi jitu untuk memenangi persaingan. Secara garis besar, memenangi persaingan bisa lewat: lebih baik, lebih hebat, lebih besar, dan… lebih cepat.

Astra Life mengingat, perusahaan kecil saja berprinsip, “Jika tidak bisa lebih baik ya lebih cepat.” Nah, bagaimana dengan mereka sebagai perusahaan yang sudah besar dan matang? Masa kalah dengan perusahaan kecil? Maka, setelah baik, hebat, dan besar, bagaimana menjadi lebih cepat?

Saya beruntung menerima undangan dari Astra Life di awal tahun. Mereka bilang, semangat untuk lebih cepat begitu besar, namun bagaimana caranya masih tanda tanya. Mereka sadar, kecepatan pun berisiko. Apa saja?

  1. Salah arah

Risiko paling ringan dari kecepatan adalah tergesa-gesa, asal bergerak tanpa mengindahkan kaidah-kaidah yang sudah ditetapkan, dan buru-buru ingin lekas sampai tujuan tanpa cermati rute yang harus ditempuh. Bisa ditebak: dielu-elukan di awal namun tak pernah sampai di tujuan.

  1. Kurang tenaga

Akibat buru-buru, persiapan kurang. Akibatnya asal cepat memulai namun gebrakannya tidak terasa. Publik, pelanggan, dan pesaing tidak terpengaruh apa pun oleh gerakan Anda. Malah, jika loyo akan jadi bahan tertawaan.

  1. Habis tenaga

Buru-buru sering disertai dengan kurang bekal. Istilah lazimnya: tenaga besar, akal kecil. Hanya bersemangat di awal, namun di tengah jalan kehilangan semangat. Saat kompetitor menyusul tidak memiliki cadangan strategi supaya tetap menang hingga akhir pertandingan. Ini banyak terjadi di perusahaan-perusahaan yang miskin inovasi namun kaya sensasi. Mereka kerap terjebak dalam sensasi sesaat namun tidak memiliki pengetahuan yang cukup bagaimana mengembangkan ide-ide baru.

  1. Tidak kompak
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline