Lihat ke Halaman Asli

Raden Putra

Kenali dirimu, Kuasai dirimu.

Puisi: Sebenarnya Aku

Diperbarui: 7 Agustus 2022   21:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi sendiri di hutan. (sumber: pixabay.com/max leroy)

Sebenarnya sudah sejak lama aku berhenti berpuisi. Matamu yang nanar membelah lautan dangkal yang tidak mampu kuselami menjadi sedih sedan itu.

Ada banyak bahkan ketika kau tidak di sini, anjing anjing itu bergerumul, bodoh, dan kalut. Mereka tidak seperti Ahmad Karaeng yang ditulis Darwis, hidup dalam balutan gincu Agama yang mudah luntur.

Lalu kemudian tiada malam yang habis, kota yang tidak pernah mati membawa kita pada hal yang tidak pasti. Dulu, aku menulis begitu dalam dan kuselipkan namamu di halaman belakang.

Tapi kini, kita terjebak pada keinginan dunia yang terus membuat kita bertanya tanya. Kadang kita harus mengakhiri hidup dengan setenggak racun, atau menutup malam dengan sepenggal lagu dari Ardhito.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline