Lihat ke Halaman Asli

Frisca Melinda P

Penyuka kopi dan penyuka hujan yang mencoba mengurai isi pikiran lewat kata.

Puisi | Bapakku Pergi

Diperbarui: 26 Januari 2020   20:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak ku sangka kalau semalam adalah tidurmu yang terakhir bersama kami.

Tak ku duga bahwa senyummu semalam adalah senyum terakhir untuk kami.

Subuh tadi kau masih sempat menikmati sarapanmu pak.

Sarapan terakhir sebelum kau benar-benar meninggalkan kami.

Kau masih bisa bercengkrama dengan hangat dengan anak-anak dan cucu-cucumu.

Pak, rasanya seperti baru kemarin sore kau menemaniku diatas pelaminan.

Tanda engkau memberikan restumu kepada ku dan pria pilihan hatiku.

Pria yang akan menggantikan posisimu untuk selalu menjagaku dan mengasihiku disepanjang sisa umurku.

Pak, aku sadar bahwa hari itu tubuhmu berteriak lelah karena sakit yang derita, tapi kau tetap mencoba kuat.

Kau tetap memberikan senyum dan menerima setiap ucapan selamat dari setiap tamu yang datang, yang ikut berbahagia saat itu.

Pak, kini aku tak bisa lagi memeluk tubuh ringkihmu yang digerogoti oleh penyakitmu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline