Lihat ke Halaman Asli

Puspo Lolailik Suprapto

Esais/Bookstagrammer

Menelusuri Kegelapan Aceh: Kekerasan dan Konsekuensinya dalam Cerpen-cerpen Kebun Jagal

Diperbarui: 19 Agustus 2024   09:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku Kebun Jagal karya Putra Hidayatullah | Sumber: Gramedia Pustaka Utama

Cerita tentang kesenangan sering kali kurang menarik. 

Ini bukan cerita tentang kehidupan nyata manusia, melainkan tentang surga yang jelas tidak ada di dunia ini.

Nyai Ontosoroh pasti akan tertarik membaca cerpen-cerpen dalam "Kebun Jagal" yang mengangkat tema bukan-kesenangan.

Cerpen-cerpen ini, mulai dari "Angin Ingatan" hingga "Malam Lebaran, Nisan di Atas Kuburan", menyoroti kekerasan fisik dan psikologis. 

Dari dua puluh satu cerpen, delapan belas di antaranya berhubungan erat dengan kematian.

Perlu dicatat bahwa dalam cerpen-cerpen tersebut, kekerasan tidak hanya digambarkan secara kasar atau sadis. 

Penulis lebih fokus pada dampak kekerasan terhadap semua orang yang terlibat, baik korban, pelaku, maupun orang-orang di sekitar mereka.

Dalam beberapa cerpen di buku ini, kekerasan sering diceritakan sebagai kenangan dan tidak menjadi fokus utama cerita. 

Misalnya, dalam "Dentum di Payajen" (hal. 21), penderitaan Abra'u Lamkaruna digambarkan melalui ingatannya setelah ia bangkit dari kubur. 

Namun, cerita lebih banyak menguraikan dampak kekerasan yang dialami Abra'u, seperti keinginannya untuk membalas dendam terhadap Komandan Edi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline