Lihat ke Halaman Asli

Puspo Lolailik Suprapto

Esais/Bookstagrammer

Manipulasi Domisili di PPDB, Cerdas atau Licik?

Diperbarui: 15 Juli 2024   12:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Skandal PPDB: Etika Orang Tua Dalam Manipulasi Domisili (Sumber: Unsplash.com/Ivan Aleksic)

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Indonesia telah menjadi ajang kompetisi tidak hanya bagi murid, tetapi juga bagi orang tua. Sejak diterapkannya sistem zonasi, yang menentukan peluang diterima di sekolah berdasarkan jarak rumah ke sekolah, berbagai cara dilakukan oleh orang tua agar anaknya bisa masuk ke sekolah favorit atau sekolah populer. 

Salah satu yang paling mencolok adalah manipulasi domisili. Fenomena ini sudah tidak asing bagi kita semua, tetapi pemandangan ini menuai berbagai pertanyaan etis dan kritik terhadap sistem pendidikan kita.

Motivasi Orang Tua

Tidak bisa dipungkiri, orang tua selalu ingin yang terbaik untuk anak-anaknya. Mereka berusaha keras untuk memastikan anak mereka mendapatkan pendidikan yang terbaik, meskipun harus menempuh jalan yang tidak benar. Motivasi utama mereka adalah masa depan anak. 

Mereka percaya bahwa masuk ke sekolah favorit akan membuka peluang yang lebih besar bagi kesuksesan akademis dan karir anak di masa depan. Di sinilah letak ironi PPDB dengan sistem zonasi; meskipun bertujuan untuk pemerataan pendidikan, tetapi faktanya ia malah menjadi tekanan besar bagi para orang tua.

Sistem Zonasi: Teori dan Realita

Pemerintah mengklaim bahwa sistem zonasi bertujuan untuk menghapus anggapan adanya sekolah unggulan dan untuk pemerataan kualitas pendidikan. Secara teori, setiap sekolah seharusnya memiliki kualitas yang setara sehingga tidak ada perbedaan atau ketimpangan antara satu sekolah dengan yang lain. 

Namun, realita di lapangan menunjukkan hal yang berbeda. Kualitas pendidikan yang masih bervariasi antar sekolah menyebabkan para orang tua tetap menginginkan sekolah tertentu untuk anak-anak mereka. Akibatnya, mereka berusaha memanipulasi domisili agar alamat mereka tampak lebih dekat dengan sekolah yang diinginkan.

Kecurangan dalam PPDB

Manipulasi domisili merupakan salah satu bentuk kecurangan yang paling umum dilakukan. Orang tua rela mengubah alamat di Kartu Keluarga (KK) atau bahkan menyewa rumah di dekat sekolah favorit hanya untuk memenuhi syarat zonasi. Tindakan ini jelas melanggar hukum serta merugikan murid lain yang sebenarnya lebih dekat secara geografis dengan sekolah tersebut. 

Selain itu, manipulasi semacam ini menambah beban administrasi bagi sekolah dan pemerintah dalam memverifikasi keabsahan data domisili murid.

Dampak Sosial dan Etika

Dampak dari manipulasi domisili ini tidak hanya dirasakan oleh sistem pendidikan, tetapi juga mempengaruhi moralitas masyarakat. Anak-anak yang melihat orang tua mereka melakukan kecurangan mungkin akan mencontoh perilaku tersebut, dan menganggap bahwa kecurangan adalah hal yang wajar untuk mencapai tujuan atau impian. 

Kondisi ini menciptakan generasi yang tidak menjunjung tinggi integritas dan kejujuran. Selain itu, kecurangan ini juga menambah ketimpangan sosial, karena hanya orang tua dengan sumber daya lebih yang mampu memanipulasi domisili, sementara keluarga yang kurang mampu harus menerima kenyataan pahit. Miris!!!

Lantas, Apa Solusinya?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline