Generasi Milenial dan Gen Z berperan penting dalam mendorong perkembangan layanan PayLater, yakni sebuah metode pembayaran yang memberi kesempatan kepada konsumen untuk menggunakan barang atau jasa saat ini dan melakukan pembayaran di kemudian hari. Di tengah pertumbuhan pesat e-commerce, PayLater menjadi pilihan yang tepat bagi mereka yang mengutamakan kenyamanan dan kemudahan. Namun, meningkatnya penggunaan PayLater juga menghadirkan beberapa masalah, mulai dari risiko tidak bisa membayar hingga masalah keamanan online. Bagaimana cara perusahaan dapat memanfaatkan fenomena ini tanpa mengabaikan masalah yang ada?
PayLater merupakan cara pembayaran yang memungkinkan pembeli untuk mendapatkan produk atau layanan terlebih dahulu, sementara pembayaran dapat dilakukan di kemudian hari, baik dalam waktu tertentu atau melalui cicilan. Generasi milenial lebih mengutamakan pengalaman saat berbelanja. Gen Z lebih berhubungan dengan platform seperti TikTok dan Snapchat, di mana konten yang ada lebih cepat, visual, dan interaktif. Gen Z juga lebih menyukai konten yang terasa nyata dan seringkali lebih menekankan pada dampak sosial atau keaslian sebuah produk. Layanan PayLater memiliki kemampuan yang besar untuk meningkatkan penjualan usaha dengan menyediakan kemudahan bagi konsumen yang memerlukan fleksibilitas dalam pembayaran.
Berdasarkan data OJK yang dipaparkan oleh Friderica Widyasari Dewi, pengguna paylater sebagian besar merupakan generasi Z dengan rentang usia 26-35 tahun. Dengan rincian, 26,5% pengguna paylater dengan rentang usia 18-25 tahun, 43,9% pengguna berusia 26-35 tahun, 21,3% berusia 36-45 tahun. Kemudian, 7,3% pengguna berusia 46-55 tahun, serta hanya 1,1% pengguna paylater berusia di atas 55 tahun.
PayLater mempermudah pelanggan berbelanja tanpa membayar di awal, tetapi kebiasaan ini dapat menimbulkan risiko jika tidak dikelola dengan bijak. Perusahaan menghadapi tantangan dalam menilai kelayakan kredit konsumen, yang semakin rumit tanpa akses atau alat yang memadai untuk mengevaluasi kemampuan bayar pelanggan. Selain itu, ekosistem PayLater juga meningkatkan risiko keuangan, tantangan operasional, dan ancaman keamanan, seperti penipuan digital. Sebagai penyedia layanan keuangan, perusahaan memikul tanggung jawab sosial yang besar dan harus berhati-hati agar tidak mendorong perilaku konsumtif hanya demi meraih keuntungan jangka pendek.
PayLater menawarkan berbagai keunggulan yang signifikan bagi bisnis, terutama dalam meningkatkan penjualan dan keterjangkauan. Konsumen memiliki kesempatan untuk membeli lebih banyak barang tanpa harus membayar penuh di muka, yang secara langsung berkontribusi pada peningkatan volume penjualan. Salah satu risiko utama adalah keterlambatan pembayaran, yang dapat mengganggu arus kas perusahaan. Selain itu, usaha menghadapi tantangan operasional dalam memastikan proses verifikasi kredit berjalan dengan baik. Untuk mengurangi risiko dan memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh sistem PayLater, usaha perlu menerapkan pendekatan manajemen risiko yang proaktif. Usaha perlu mengembangkan layanan PayLater yang lebih responsif terhadap kebutuhan pelanggan, seperti mengatur batas kredit yang dinamis dan menyediakan fitur pengingat pembayaran untuk memudahkan konsumen.
"Karena dengan ada pinjol, paylater sangat mudah anak muda dapatkan pinjaman kemudian membelikan barang yang tidak produktif" ucap Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen (PEPK).
Sistem PayLater telah menjadi salah satu inovasi signifikan dalam dunia keuangan digital, menawarkan kemudahan dan fleksibilitas pembayaran yang sangat menarik bagi generasi Milenial dan Gen Z. Dengan menyediakan solusi pembayaran yang fleksibel, PayLater membantu bisnis meningkatkan penjualan, memperluas pasar, dan memperkuat loyalitas pelanggan. Selain itu, perilaku konsumsi yang tidak bijak dari konsumen muda dapat menjadi masalah serius jika tidak diimbangi dengan edukasi finansial yang memadai.
Penulis merupakan seorang mahasiswa di Universitas Pamulang yang tertarik pada topik Pengaruh PayLater pada Skala dan Pertumbuhan Bisnis. Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H