Lihat ke Halaman Asli

Akhir Titik Penantian

Diperbarui: 17 Juni 2015   21:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja yang jingga rebahkan penatnya pada sang malam
Dengan senyum mesra menggoda pada rembulan
Tuk berikan seberkas sinarnya di peraduan
Yang menambah kehangatan tuk bercinta dalam dekapan temaram
--
Menyatulah gairah yang sekian lama menyapa rindu
Hanya terdengar desah menggebu tuk menyatu
Seperti untaian asmara yang bergulung mengikat rasa menjadi seribu
Mendekap membelai dan bergumul dalam usapan syahdu
--
Bulir-bulir dingin mengalir deras seluruh raga ini
Tiada rongga yang memisahkan sepasang kasih bersatu dalam hening
Melayang kelangit tujuh menggapai titik sejati
Hingga terhempas pada suatu kenikmatan yang harus kita akhiri
--
Leonberg, 14.10.2014
By Ita Friedrich

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline