Dalam upaya strategis untuk meningkatkan pertahanan nasional Indonesia di tengah ketegangan geopolitik global yang terus meningkat, Indonesia dan Rusia telah mencapai konsensus untuk meningkatkan kerjasama militer bilateral mereka. Dalam kerja sama ini termasuk berbagai hal, seperti pembelian peralatan militer, pelatihan militer, dan pengembangan teknologi pertahanan yang dapat membantu stabilitas wilayah Asia-Pasifik. Kunjungan resmi Menteri Pertahanan Indonesia, Prabowo Subianto, ke Rusia pada awal Desember 2024 menandai peresmian kerja sama ini. Selama pertemuan dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, kedua negara menegaskan komitmen mereka untuk memperkuat hubungan pertahanan yang telah lama ada. Hubungan diplomatik antara Indonesia dan Rusia, yang telah berlangsung selama lebih dari tujuh puluh tahun, diperkuat dengan kunjungan ini.
Dalam konferensi persnya, Prabowo menyatakan bahwa Indonesia dan Rusia memiliki kepentingan bersama dalam menjaga perdamaian dan stabilitas global, terutama di wilayah Asia-Pasifik yang menjadi lebih strategis. Dia mengklaim bahwa kerjasama militer dengan Rusia akan memungkinkan Indonesia untuk mendapatkan akses ke teknologi pertahanan modern, yang akan memungkinkan Indonesia untuk meningkatkan kemampuan militernya, terutama dalam menghadapi ancaman dari luar. Dari pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) hingga pelatihan dan pendidikan militer, kerja sama ini akan mencakup berbagai aspek. Prabowo mengatakan, "Kami berharap ini dapat meningkatkan kapasitas TNI (Tentara Nasional Indonesia) dalam menjaga kedaulatan negara dan menghadapi tantangan di masa depan."
Pengembangan industri pertahanan dalam negeri adalah salah satu fokus utama kolaborasi ini, selain pengadaan alutsista. Rusia, yang memiliki sejarah panjang dalam teknologi pertahanan, siap memberikan teknologi kepada Indonesia untuk digunakan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan industri pertahanan Indonesia dan mengurangi ketergantungan kita pada senjata impor dari negara lain. Shoigu juga menyatakan bahwa Rusia melihat Indonesia sebagai mitra strategis di Asia Tenggara. Rusia berkomitmen untuk menyediakan pesawat tempur, kapal perang, dan sistem pertahanan udara canggih, serta berbagai jenis peralatan militer modern lainnya. Selain itu, Rusia melatih personel militer Indonesia dalam taktik militer dan penggunaan teknologi canggih.
Kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif sejalan dengan kerjasama militer ini. Indonesia, terkenal karena diplomasinya yang independen, terus berusaha untuk mengembalikan keseimbangan dalam hubungan internasional. Meskipun hubungan dengan Rusia baru diperkuat beberapa tahun terakhir, sudah ada manfaat dalam bidang ekonomi dan pertahanan. Indonesia akan mengimpor pesawat tempur Sukhoi Su-35 dan helikopter serbu Mi-28 dari Rusia dalam hal pengadaan alutsista. Diharapkan bahwa pembelian ini akan memberikan kekuatan kepada armada udara Indonesia untuk melindungi wilayah perairan Indonesia yang luas yang rentan terhadap ancaman dari berbagai negara. Selain itu, sistem pertahanan udara S-400 yang sangat canggih diberikan oleh Rusia untuk melindungi wilayah Indonesia dari serangan udara.
Indonesia juga melihat pentingnya bekerja sama dengan Rusia untuk meningkatkan kekuatan di kawasan Asia-Pasifik, yang semakin menjadi medan pertempuran bagi kekuatan besar dunia. Sebagai negara besar dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia memiliki tanggung jawab strategis untuk memastikan stabilitas di wilayah tersebut. Dalam situasi seperti ini, menjalin hubungan militer yang lebih erat dengan Rusia dianggap sebagai upaya untuk memperkuat posisi Indonesia di tengah ketegangan yang meningkat, terutama terkait dengan perang antara AS dan China. Selain itu, kerja sama ini dianggap sebagai cara untuk meningkatkan pertahanan bersama di wilayah tersebut. Rusia dan Indonesia mencapai kesepakatan untuk meningkatkan kerjasama untuk memerangi ancaman global seperti terorisme dan ancaman dari negara-negara yang mencoba mengganggu stabilitas kawasan. Indonesia berharap bahwa dengan kerjasama militer ini, TNI akan lebih siap untuk menghadapi ancaman yang mungkin muncul.
Namun, kerja sama ini juga menghadapi masalah. Ada beberapa orang di Indonesia yang khawatir tentang bagaimana hubungan Indonesia dengan negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat, dapat terpengaruh oleh hubungan yang terlalu dekat dengan Rusia. Namun, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk menerapkan prinsip bebas aktif dalam kebijakan luar negerinya. Ini berarti bahwa Indonesia tidak akan terjebak dalam blok politik tertentu dan akan menjalin hubungan yang seimbang dengan banyak negara besar, seperti Rusia, AS, dan lainnya. Selain itu, penting untuk dicatat bahwa kolaborasi ini memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan kemampuan industri pertahanan mereka sendiri. Dengan bantuan teknologi Rusia, Indonesia dapat mengurangi ketergantungannya pada impor alutsista dan membuat peralatan militer sendiri.
Diharapkan Indonesia dapat menjaga kedaulatan dan keamanan negaranya dengan lebih baik berkat kerjasama militer yang semakin intensif. Untuk menangani tantangan global yang semakin kompleks, Indonesia perlu bekerja sama dengan Rusia. Kerjasama ini juga memperkuat posisi Indonesia sebagai negara besar yang memainkan peran penting dalam menjaga perdamaian dan stabilitas global. Pemerintah Indonesia menyatakan bahwa kerjasama ini akan meningkatkan hubungan diplomatik dan ekonomi dengan Rusia selain manfaat militer. Indonesia berharap dapat meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dalam jangka panjang dengan memperluas kerjasama diberbagai bidang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H