Istilah generasi millennial memang sedang akrab terdengar. Istilah tersebut berasal dari millennials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika, William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya. Millennial generation atau generasi Y juga akrab disebut generation me atau echo boomers. Secara harfiah memang tidak ada demografi khusus dalam menentukan kelompok generasi yang satu ini.
Mereka ini disebut generasi native atau pribumi terhadap teknologi, karena sejak lahir sudah mengenal teknologi. Dengan kemampuannya di dunia teknologi dan sarana yang ada, generasi ini memiliki banyak peluang untuk bisa berada jauh di depan dibanding generasi sebelumnya. Namun beberapa riset menunjukkan bahwa mereka cenderung lebih fokus kepada pola hidup kebebasan dan hedonisme, menyukai hal-hal yang instan dan tidak menghargai proses.
Pada pergerseran generasi millenial ini banyak para genarasi Y ini berbondong -bondong menggunakan teknologi informasi baik untuk hal-hal yang positif ataupun sebaliknya. Namun tak hanya generasi millenial saja yang menggunakannya namun generasi sebelum nya pun ikut andil dalam menggunakan teknologi informasi ini. Dampak etika yang diberikan akibat teknologi informasi ini juga banyak terjadi di Indonesia.
Dampak positif :
Mempererat hubungan Persaudaraan antar teman, saudara atau keluarga.
Sebagai sarana penghasil rezeki
Memiliki wawasan luas
Dampak negatif :
Melakukan aksi keji seperti hacker
Melakukan bullying
Menjadi malas untuk melakukan hal yang bermanfaat
Maju mundurnya bangsa ini terletak di tangan mereka para generasi milenial yang memiliki mental tangguh, dan kecerdasan serta keterampilannya dalam memanfaatkan teknologi informasi. Mampukah mereka menjadi penentu kemajuan bangsa? Inilah tantangan terbesar bagi generasi milenial Indonesia. Waktu yang akan membuktikannya…
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H