Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Angin Generasi

Diperbarui: 29 Desember 2015   19:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bertahun aku tapaki becek negri ini
Berwindu aku singgahi hingarnya bangsa ini
Berabad aku catati kemungkaran di negeri dan bangsa ini
Aku menulis puisi mencacat kepongahan penjaga negeri
*
Di bawah teriknya matahari yang berlumuran peluh kegalauan
Akan kegamangan keabadian negeri ini.
Aku menulis puisi dengan iringan lagu Rayuan Pulau Kelapa
Yang menyentuh kalbu orang-orang yang masih waras
dalam mengelola negeri ini.
*
Angin generasi semilir lembut, namun kadang menggelora
memporakporandakan tatanan karakter bangsa yang sedang diuji
untuk kembali memunguti kata bijak dan karakter adiluhung
yang kian hari kian terpuruk ….. terpuruk …… dan terpuruuuuk………'
*
Angin generasi semilir lebut kembali
Mengeja Rayuan Pulau Kelapa yang mengantar siluet sosok bangsa ini
Dengan tengadah di bibir pantai tangan terkepal dengan lantang mengumandangkan
“Aku tak hanya generasi penerus! Namun juga generasi pelurus!”
Lalu diam.
detik demi detik
harapan bersama air mata, untuk memandang negeri ini kembali bermakna.


Tepian Bendungan Pangsar Soedirman

20 Sept. 2014




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline