Di ruang tamu Kampus Akademi Ilmu Pelayaran Jakarta, ada prasasti marmer yang bertuliskan warna emas berisi semboyan atau ajaran yang akhirnya menjadi pegangan hidup para tarunanya. Ajaran ini adalah berasal dari pendapat R. Sasrakartana kakak R A Kartini. inti dan penafsiran bebasnya adalah sebagai berikut :
1. Digdaya tanpa aji
Mudah mendapatkan kemenangan. Aji artinya mantra. jadi untuk mendapatkan perbawa tidak usah mengandalkan mantra. Mantra hakikatnya adalah kekuatan di luar diri pribadi. juga tidak usah mengandalkan keturunan dan asalnya. ini tidak akan menolong, mana kala tingkah laku kita tidak pernah menghargai orang lain.
dalam ajaran agama pun (hadist), nabi pernah menghardik putri kandungnya dengan tajam " hai Fatimah, Allah tidak akan mengistimewakan kamu atas dosa yang kamu perbuat. meskipun kamu anakku, perbuatanmu adalah tanggung jawabmu sendiri. amal dan perbuatanmu jagalah selalu baik-baik".
2. Nglurug tanpa bala
Nglurug, pergi berperang. bala artinya kawan. dalam menghadapi masalah, cobalah untuk mengatasi persoalan sendiri.tidak usah menyangkutkan orang lain. persoalanmu tidak akan selesai oleh tersangkutnya orang lain,justru nantinya akan tambah ruwet dan timbul persoalan baru, yang berantai. dengan menyangkutkan orang lain, akan tampak betapa rapuhnya mentalmu. juga batinmu akan tertekan manakala pada suatu saat kawan jauh dari jangkauan.
3. Sugih tanpa banda.
Sugih artinya kaya. Banda artinya harta benda. kekayaan yang hakiki sebenarnya pada budi luhur dan berbuat baik kepada sesama makhluk hidup, bukan harta semata. umur harta hanya seumur manusia. budi luhur bersifat abadi dibawa ke alam akhirat, dan di dunia pun putra dan cucu masih merasakannya
dalam ajaran agama amal baik dan amal jariah (amal untuk keperluan orang banyak) ditempatkan pada ajaran utama.
4. menang tanpa ngasorake
Ngasorake artinya merendahkan. artinya, bila suatu saat dapat melebihi dalam bersaing dengan musuh, janganlah bertepuk dada. Jangan merendahkan musuh, sehingga musuh merasa terhina. sebaiknya menghargai musuh secara manusiawi. justru dengan menghargai ini ia akan menjadi kawan yang setia, bahkan dapat menjadi pembela yang sejati. jangan sekali-kali menjelekkan musuh. menyebarkan kejelekan musuh, suatu saat akan terjadi saling balas menyebarkan kejelekan.