Lihat ke Halaman Asli

Purwanto

Belajar menulis

Sharing Pengalaman Lulus Seleksi Calon Guru Penggerak Angkatan ke IV Kemendikbud

Diperbarui: 3 Oktober 2021   11:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kompas.com

Pada Pertengahan bulan Maret 2021 saya mendapatkan informasi dari grup  whatsap guru ditempat kerja, bahwa ada rekruitmen guru penggerak Kemendikbud angkatan ke 4. Guru penggerak adalah Guru, baik ASN  atau Non ASN yang diproyeksikan oleh Kemendikbud sebagai agen perubahan yang inovatif dilingkungan sekolah tempatnya mengajar. 

Kedepan, Para Guru penggerak ini diprioritaskan untuk jadi kepala sekolah, kepala dinas pendidikan kabupaten/kota atau jabatan kepemimpinan lain  diseluruh sekolah di wilayah Republik Indonesia. 

Pada angkatan ke 4 ini, akan direkrut 8000 guru  penggerak dari 160 kabupaten/kota dari 31 provinsi yang tersebar di pulau pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Papua serta Maluku. Bagi mereka yang lulus seleksi program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan ke 4, Pendidikan mereka akan dimulai tanggal 8 Oktober 2021-Agustus 2022.

Untuk dapat menjadi seorang guru penggerak, seorang guru harus memenuhi persyaratan dasar yakni  terdaftar di Data Pokok Pendidik ( Dapodik) Kemendikbud, memiliki masa kerja minimal 5 tahun dan memiliki sisa masa kerja minimal 10 tahun. Jadi para guru penggerak ini usia maksimalnya adalah 50 tahun. 

Jika syarat diatas terpenuhi maka calon guru penggerak bisa mengikuti proses seleksi yang terbagi menjadi dua tahap:

1. Tahap pertama: 

Calon guru penggerak harus lulus tiga tes yakni:  Tes administrasi, tes menulis essay dan tes bakat Skolastik. 

2. Tahap kedua: 

Calon guru penggerak harus lulus dua tes lanjutan yakni: tes mengajar didepan asessor Kemendikbud Jakarta dilanjutkan dengan tes wawancara oleh asessor yang berbeda yang juga dari Kemendikbud. Kedua tes dilaksanakan secara daring melalui aplikasi google meet. 

Sebagai seorang guru SLB yang kesehariannya bergaul dengan anak berkebutuhan khusus yang cara berfikirnya sederhana, saya ada rasa minder juga ketika akan mendaftarkan diri. Rasa minder ini dihantui oleh ketakutan tidak bisa mengerjakan soal - soal yang rumit dan matematis dari Kemdikbud.

Berbekal niat ingin meningkatkan kompetensi diri agar bisa lebih bermanfaat pada lingkungan mengajar, setelah memenuhi persyaratan administratif, saya mengikuti tes tahap pertama yakni  tes menulis essay dan tes bakat skolastik.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline