Lihat ke Halaman Asli

Purwanti Asih Anna Levi

Seorang perempuan yang suka menulis :)

Blusukan Nyemplung ke Laut Bersama Mahasiswa Asing

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1425883218245584291

[caption id="attachment_354790" align="aligncenter" width="490" caption="dok.equatorial.com"][/caption]

Desa Bedono yang dulu subur makmur

Desa Bedono terletak di Kecamatan Sayung Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah. Pada tahun 1997 desa ini memiliki luasan sebesar 739,2 hektar. Namun saat ini tersisa tinggal 551,673 ha. Sedangkan jumlah penduduk penduduk di Desa Bedono pada tahun 2011 adalah 2.936 jiwa dengan komposisi laki-laki 1.506 jiwa dan perempuan sebanyak 1.430 jiwa. (BPS,2012).

Selama dekade 1970-an Desa Bedono merupakan daerah pertanian terbaik, yang berlimpah beras dan palawija. Selain itu warga desa ini juga makmur dari penghasilan tambak ikan bandeng dan udang.

Dua dusun telah hilang tenggelam di laut

Namun sejak tahun 1980-an Desa Bedono yang terletak di pesisir utara Jawa ini mengalami abrasi yang sangat parah. Ada 2 dari 7 dukuh di desa ini yang mengalami abrasi terparah. Menurut Kepala Desa Bedono, selama 30 tahunan terakhir di desa ini kurang lebih ada 200-an hektar daratan yang berupa tambak ikan dan pemukiman penduduk di 2 dukuh, yaitu Dukuh Rejosari Senik dan Dukuh Tambaksari, telah hilang tenggelam.

[caption id="attachment_354802" align="aligncenter" width="301" caption="dok.lensaindonesia.com"]

1425884028822692722

[/caption]

Sebelum tenggelam, dahulu Dukuh Rejosari Senik dihuni oleh 208 kepala keluarga dan Dukuh Tambaksari dihuni oleh 67 kepala keluarga. Namun pada tahun 1999-2000 saat Dukuh Tambaksari mulai tenggelam oleh air laut pasang, warganya melakukan bedhol desa untuk relokasi ke Desa Purwosari dan Sidogemah, masih di kecamatan yang sama. Sedangkan warga Dukuh Rejosari Senik direlokasi pada tahun 2007.

Makam terapung di tengah laut Tambaksari-Bedono

Namun tidak semua warga Dukuh Tambaksari bersedia direlokasi. Ada 5 kepala keluarga yang terdiri dari 32 jiwa yang memilih tetap bertahan di kampungnya yang telah tenggelam tersebut dan beradaptasi membuat rumah panggung. Alasannya mereka merasa ada ikatan untuk bertanggung jawab merawat makam leluhurnya yaitu seorang ulama yang bernama Syeikh Abdullah Mudzakir.

[caption id="attachment_354794" align="aligncenter" width="415" caption="dok.mangrovemagz.com"]

1425883680378759998

[/caption]

Saat ini  makam Syeikh Abdullah Mudzakir tersebut berada di tengah laut sekitar 2 kilometer dari pesisir pantai Desa Bedono. Mereka berusaha menyelamatkan makam tersebut dengan cara membuat tanggul dan mengurug dengan batu, pasir dan tanah yang diambil dari daratan dengan tujuan untuk meninggikan makam. Selama makam tersebut belum tenggelam, mereka bertekad tidak akan meninggalkan Dukuh Tambaksari.

[caption id="attachment_354798" align="aligncenter" width="300" caption="dok.kabarkri.com"]

1425883835532948673

[/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline