Lihat ke Halaman Asli

Purwanti Asih Anna Levi

Seorang perempuan yang suka menulis :)

Ada Burung yang Ngekos di Rumah Saya

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14234714431287908275

Di pucuk pohon cemara

Burung kutilang berbunyi

Bersiul-siul sepanjang hari

Dengan tak jemu-jemu

Mengangguk-angguk sambil berseru

Tri li li li li li li li li..........

[caption id="attachment_350120" align="aligncenter" width="326" caption="dok.omkicau.com"][/caption]

Lagu anak-anak jadul itu tepat menggambarkan situasi di sini. Tinggal di perumahan di atas bukit yang masih dikelilingi pepohonan yang asri memiliki keuntungan tersendiri. Setiap pagi dan sore saya bisa menikmati merdunya kicauan dari berbagai jenis burung-burung liar yang berumah di pepohonan yang tumbuh di sekitar perumahan. Suara aneka kicauan burung yang saling bersautan secara harmonis membentuk konser musik alami, sungguh menyenangkan hati pendengarnya.

Saya tidak paham jenis-jenis burung. Dari pengamatan saya ada beberapa jenis burung yang suka terbang dan nangkring di pepohonan sekitar perumahan, ada beberapa jenis yang berukuran sedang tapi lebih banyak jenis burung-burung kecil berwarna abu-abu, coklat, coklat ada kuningnya, hitam kelam dan hitam kebiruan. Hemm.....mana yah yang disebut burung kutilang, pipit, kacer, emprit, ciblek, atau burung gereja? Perlu bertanya pada ahlinya.

Di antara burung-burung kecil itu ada yang suka mampir dan membuat sarang di pohon mangga tetangga seberang rumah dan pohon cemara di depan rumah saya. Setiap pagi seiring matahari terbit kicauannya yang merdu membangunkan saya. Oleh karena itu saya tidak perlu menyetel alarm lagi, sudah ada alarm natural yang otomatis dan tanpa baterei, jadi tidak kuatir lupa nge-charge hihihii..... Kicauan burung juga membuat suasana hati lebih nyaman saat bangun di pagi hari, dibandingkan efek suara alarm dari HP yang kadang-kadang malah mengagetkan.

[caption id="attachment_350135" align="aligncenter" width="401" caption="pohon cemara saya, sarang burung di pohon cemara saya & sarang burung kosong yang jatuh (dok.pri.)"]

1423475461234002157

[/caption]

Saya amati ada saat-saat tertentu di mana kicauan burung-burung itu terdengar lebih ramai atau lebih sepi dari biasanya. Kadang seharian burung-burung tersebut berkicau tanpa henti tapi kadang tenang hanya sekali-sekali terdengar kicauannya. Mengapa? Karena penasaran saya coba browsing sana sini. Hasil browsing menunjukkan kicauan burung ternyata banyak berkaitan dengan siklus reproduksi mereka, antara lain:


  • Pada pagi hari, sore hari atau setelah hujan turun biasanya burung mencari makan. Ketika burung mendapat makanannya seperti serangga kecil, semut, madu bunga, buah atau biji-bijian dia berkicau untuk memberitahu burung lain agar tidak merebut makanannya.
  • Ketika musim kawin tiba burung jantan akan berkicau lama, panjang dan bervariasi untuk menarik perhatian burung betina.
  • Burung jantan ketika sedang membuat sarang akan berkicau terus menerus untuk menunjukkan keberadaannya di tempat itu hingga burung betina yang diinginkan datang. Kicauannya bertujuan untuk meyakinkan burung betina yang tertarik kepadanya. Fase seperti ini terus berlangsung berhari-hari sebelum sang betina betul-betul menerima dan memulai kawin.
  • Lalu kicauan burung-burung tersebut akan berkurang sedikit demi sedikit ketika dalam fase menetaskan telur dan perlahan akan menjadi tenang ketika anak-anak burung sudah mulai meninggalkan sarangnya.
  • Burung jantan yang sedang kesepian akan berkicau lama dan panjang untuk memanggil pasangannya, begitu sang betina hadir dia akan berkicau dengan kidung cinta. Wuuiihhh romantisnya.....jadi pengin dinyanyiin (*halah emang burung.....).


Saya berharap burung-burung kecil yang tinggal di pohon cemara saya itu betah. Saya sedang mereka-reka untuk menambah tanaman bunga dan sebatang dua batang pohon lagi di depan rumah agar makin banyak burung yang mau ngekos di rumah, eh di pohon yang saya tanam.

Semoga burung-burung liar itu hingga nanti tetap bisa hidup tenang tanpa ada gangguan pada kehidupan mereka, terutama gangguan dari tangan-tangan usil manusia yang tidak menghargai keberlanjutan keragaman hayati.

Salam go green.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline