Lihat ke Halaman Asli

Sampahku, Tanggungjawabku

Diperbarui: 9 April 2019   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Sampah, Saat mendengar kata tersebut apa yang terlintas dalam pikiran kita? pastinya sesuatu yang kotor, tidak berguna dan tentunya harus dibuang. Memang benar, karena sebenarnya sampah merupakan material sisa yang tidak digunakan lagi setelah berakhirnya suatu proses. Masalah sampah seolah tidak akan ada habisnya jika dibahas. Alasannya sederhana karena manusia setiap harinya memproduksi sampah. 

Aktivitas sehari-hari yang dilakukan manusia pun menghasilkan sampah. Salah satu contoh sederhananya adalah aktifitas rumah tangga, dalam kegiatan tersebut pasti akan menghasilkan sampah baik berupa sisa bahan makanan, bungkus plastik maupun sampah lainnya.  

Ya, memang benar sampah merupakan hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan manusia, akan tetapi persepsi masyarakat mengenai sampah yang merupakan sesuatu yang tidak berguna tidaklah sepenunhnya benar. 

Sampah bisa menjadi sesuatu yang bermanfaat jika diolah dengan benar. Pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan sampah yang minimlah yang membuat masyarakat menganggap bahwa sampah adalah sesuatu yang tidak berguna dan harus dibuang. Dalam hal ini mahasiswa memiliki peran yang cukup penting dalam mengubah persepsi masyarakat mengenai sampah.

Di bawah naungan mata kuliah Praktek Pemberdayaan masyarakat, beberapa mahasiswa dari jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sriwijaya yang beranggotakan Karnelia Alchodina Yunita Batubara, M. Abdul Halim, Purwaningsih, Rasnia, dan Wahyu Tri Ramadhan mengadakan sosialisasi mengenai "Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik" di Desa Ulak Kembahang 1, Kecamatan Pemulutan Barat. 

Sosialiasi ini dilakukan untuk mengubah persepsi masyarakat mengenai sampah. Tak hanya sebatas sosialisai saja, melalui kerjasama dengan mahasiswa Fakultas Pertanian yaitu Wahyu Hidayat dan Habibullah, masyarakat Desa Ulak Kembahang 1 pun langsung diajarkan sekaligus praktek untuk membuat pupuk organik.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Kegiatan sosialiasi yang dilakukan mahasiswa tersebut disambut baik oleh Kepala Desa, Karang Taruna dan masyarakat setempat. Antusiasme masyarakat dapat terlihat dari banyaknya warga yang bertanya mengenai cara pengelolaan sampah terutama sampah organik. Hal tersebut telah memperlihatkan bahwa sebenarnya masyarakat juga ingin memanfaatkan sampah, akan tetapi mereka tidak tahu bagaimana caranya. 

Maka disinilah peran mahasiswa sebagai golongan terpelajar untuk mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan yang mereka miliki. Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat Desa Ulak Kembahang 1 bisa menerapkan pengetahuan yang telah mereka peroleh. 

Dengan begitu, maka kemungkinan desa-desa lainnya untuk mengelola dan memanfaatkan sampah pun bisa dilakukan dengan menjadikan Desa Ulak Kembahang 1 sebagai contoh. Karena perubahan hanya dapat dilakukan secara bertahap dan untuk menciptakan perubahan yang besar maka, harus dimulai dari perubahan-perubahan yang kecil terlebih dahulu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline