Lihat ke Halaman Asli

Mencetak Ratusan Pengusaha UKM Bermental Baja, ESCO Kalsel Sudah Sampai Angkatan ke 13

Diperbarui: 21 Agustus 2018   12:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: Dokumen ESCO Kalsel

Terbatasnya lapangan pekerjaan disektor formal  dan tingginya tingkat pengangguran di Indonesia menjadi masalah besar yang saat ini dihadapi oleh pemerintah dan  pencari kerja,  data BPS per Februari 2018 mencatat  jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 6,87 juta orang, tingkat  tertinggi pengangguran adalah lulusn SMK.

Ironisnya pengangguran ini juga banyak berisi pengangguran kaum intelektual. Kemenristekdikti menyatakan ada sekitar 630.000 sarjana yang masih menganggur dan kemungkinan kedepan akan  bertambah karena  setiap tahun ada sarjana lulusan baru sekitar 1 juta orang.

Jika pertumbuhan lapangan pekerjaan disektor formal tidak mampu menampung lulusan SMK dan lulusan Sarjana maka pilihan bijak adalah mencari pekerjaan disektor informal dengan menjadi wirausahawan di sektor UKM, sektor UKM merupakan pilihan yang masuk akal karena usaha ini relatif mudah dan tidak memerlukan modal yang besar, namun sayangnya banyak para sarjana yang masih gagap dan belum paham bagaimana membuka usaha UKM ini lantaran di bangku kuliah mereka tidak mendapatkan pembelajaran bisnis UKM secara nyata

Entrepreneur Success Community (ESCO) merupakan pendidikan singkat berupa workshop untuk mencetak para pengusaha dan juga sebagai wadah atau komunitas bagi wirausahawan sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) yang dibentuk oleh seorang praktisi UKM yang sukses dan mendapat gelar Raja UKM yaitu Bapak Royke Sahetapi, berdiri sejak tahun 2010 sang Raja UKM telah berhasil mencetak ribuan pengusaha UKM diseluruh Indonesia.

Workshop ESCO ini mampu merubah mindest peserta agar siap dan berani membuka bisnis UKM , peserta diajarkan bagaimana membuka bisnis dengan cepat dan mudah, bisnis yang dibuka memang tidak selalu sukses ujar pak Royke, banyak contoh bisnis  bisa gagal dan bahkan tutup, namun dalam workshop ini diajarkan bagaimana cara mengunci modal agar aman dan tetap bisa membuka bisnis selanjutnya sehingga peserta akan mempunyai mental yang kuat dalam berbisnis karena telah dibekali teknik menghadapi kegagalan. Sang Raja UKM juga membagikan ilmu cara mendapatkan modal dengan mudah sehingga peserta semakin semangat dan mantap untuk memulai membuka bisnis UKM.

Salah satu keunggulan workshop ini adalah bahwa Royke Sahetapi  juga membentuk sebuah komunitas yaitu Entrepreneur Success Community (ESCO), komunitas inilah yang nantinya bermanfaat dan berperan besar untuk menjadikan anggotanya dapat saling bahu membahu membangun bisnis UKM dengan cara saling bekerja sama, sharing modal, sharing ilmu, dan lain sebagainya. 

Sungguh sebuah ide yang cukup brilian karena dengan cara ini anggota komunitas dapat terus membuka usaha dan bisa saling membantu dan berbagi, ada anggota komunitas yang berperan sebagai pengelola dan ada yang berperan sebagai investor, dan dengan teknik investor ini anggota dapat  mempunyai banyak bisnis UKM tanpa harus pusing mengelola serta menjaga bisnis setiap hari.

Istilah INVESTOR di ESCO  diartikan SAYA INVEST DIA SETOR, Penulis sendiri merupakan angkatan ke 11 Workshop ESCO Kalimantan Selatan, dan saat ini penulis telah mempunyai beberapa bisnis UKM dengan komunitas ESCO Kalsel ini dengan menerapkan ilmu Investor. Komunitas ESCO memang bukan institusi formal yang mendapat binaan atau naungan dari pemerintah namun keberadaannya telah secara nyata turut membantu pemerintah dalam membuka lapangan pekerjaan dan menurunkan angka pengangguran, salah satu motto ESCO adalah membuka bisnis bukan semata-mata mencari keuntungan tapi untuk berbagi dan membantu sesama dan menciptakan lapangan pekerjaan.

Sampai saat ini Workshop ESCO kalsel telah sampai pada angkatan ke 13 dan komunitas ESCO Kalsel telah mencapai 189 orang dan telah membuka banyak sekali bisnis UKM di Kalsel, komunitas ini adalah komunitas entrepreneur UKM yang mandiri tanpa adanya bantuan pemerintah, namun telah mampu membantu pemerintah dalam menciptakan dan membuka lapangan kerja dan turut membantu pertumbuhan ekonomi di daerah.

Indonesia saat ini membutuhkan banyak orang-orang yang mau membuka bisnis UKM, sejarah telah membuktikan saat terjadi krisis tahun 1997 dan tahun 2008 sektor UKM mempunyai daya tahan yang lebih kuat terhadap krisis dibanding perusahaan skala besar, saat krisis terjadi perusahaan atau industri berskala besar melakukan PHK terhadap ribuan pekerjanya namun tidak demikian dengan UKM, bahkan industri UKM terus tumbuh dan mempunyai peran yang besar saat krisis melanda, data pasca  krisis pada kurun waktu tahun 1997-2006  mencatat sumbangan UKM terhadap penyerapan tenaga kerja mencapai 96%, sumbangan UKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 57%, sungguh ini angka yang cukup signifikan bagi perekonomian Indonesia.

Semoga kedepanya semakin banyak usaha UKM yang muncul dan berkembang di Indonesia sehingga pengangguran di Indonesia dapat teratasi dan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui UKM dapat terus di tingkatkan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline