Lihat ke Halaman Asli

Masih Ada Anak Zaman Now yang Berjiwa Patriotisme, Aksi Heroik Johanis Andi Kalla

Diperbarui: 20 Agustus 2018   09:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbagai sumber, olah pribadi

Derasnya pengaruh gadget saat ini membawa dampak pada pemikiran dan perilaku anak-anak zaman now, ya ..anak zaman now beda dengan anak zama old, mereka sangat melek internet dan terbiasa menggunakan gadget, namun sayang kecanggihan gadget dan berbagai informasi yang banyak terdapat di internet telah banyak yang membawa pengaruh negatif pada anak-anak.

Telah banyak kita dapati anak-anak yang mengunggah aksinya di internet baik melalui youtube, instagram, atau facebook. Dari aksi kreatif maupun aksi yang konyol, dari nyanyi tiktok, momo challenge, keke challenge, dan aksi lainnya. Sekilas memang tampak menghibur dan kreatif, namun dibalik itu semua aksi tersebut sejatinya ingin menampilkan ke AKU-an pada anak-anak kita, mereka ingin dipuji dan bangga jika banyak like atau folower, kita lupa bahwa semua permainan itu jauh dari ciri khas bangsa kita, aksi-aksi tersebut sangat terkesan individualis, ingin eksis sendiri dan mementingkan diri sendiri.

 Kita lupa bahwa sejak kecil anak harus ditanamkan rasa saling menghargai, rasa saling membantu, berjiwa gotong royong, berjiwa patriostime tidak mementingkan diri sendiri, berani berkorban demi bangsa dan negara, dan celakanya hal  seperti ini bukan menjadi prioritas yang di unggah oleh anak-anak di internet, gadget yang mereka mainkan jauh dari informasi dan edukasi tentang ini.

Miris memang ketika banyak kita temui saat ini, banyak anak zaman now yang sedikit sekali hafal lagu-lagu nasional, nama-nama pahlawan, bahkan banyak yang tidak hafal pancasila, teks proklamasi dan pembukaan UUD 1945, padahal di pendidikan zaman old hal itu bukan hal yang sulit untuk dihapal oleh para siswa, siswa jaman old akan sangat malu jika tidak hapal hal tersebut.

Media mainstream seperti TV pun juga ikut andil dalam melemahkan jiwa nasionalisme anak-anak zaman now, lihat saja masih adakah TV yang rutin menyiarkan lagu-lagu nasional dan cerita-cerita tentang tokoh pahlawan nasional? Jika masih ada bagaimana frekuensi tayangnya? sudah jarang karena kalah dengan rating dan komersialisasi.

Anak-anak yang hidup di perkotaan memang sebagian besar sudah terpapar dengan gadget dan  informasi di internet yang kurang bermanfaat bagi mereka, aksi-aksi alay dan konyol kadang malah cepat menjadi viral, inilah sebuah konskuensi dari kemajuan tehnologi informasi dan pengaruh budaya asing, sulit untuk melarang atau menghentikannya maka cara yang paling baik adalah mengimbangi dengan pendidikan dan informasi yang terus-menerus kepada anak-anak kita tentang pentingnya melestarikan budaya bangsa dan memupuk jiwa nasionalisme, ya.. harus kontinyu,di ulang  terus menerus agar tertanam di otak dan alam sadar mereka

Sebuah asa telah ada, muncul dari pelosok negeri yang jauh dari ibukota, sebuah tempat yang  terpencil, di kecamatan tasifeto timur kabupaten Belu berbatasan dengan Timor Leste, seorang anak berusia 14 tahun masih pelajar di SMPN 1 Silawan bernama Johanis Andi Kalla  atau dipanggil Joni dengan aksi heroik tanpa rasa takut memanjat tiang bendera setinggi 15 meter tanpa pengaman untuk menyambung tali bendera yang putus agar bendera merah putih bisa berkibar saat HUT Kemerdekaan RI ke 73. Ini adalah aksi patriotisme, aksi yang tidak semua bisa lakukan kecuali mempunyai rasa cinta yang tinggi terhadap tanah air. Joni memang anak kampung yang hidup dengan keluarga sederhana, rumahnya juga sangat sederhana namun jiwa nasionalismenya sangat luar biasa.

Aksi Joni menyadarkan kita semua, bahwa masih ada anak zaman now yang mempunyai keberanian dan jiwa nasionalisme yang tinggi. Aksi yang patut di apresiasi dan harus di viralkan terus menerus agar menjadi contoh bagi seluruh anak-anak zaman now untuk mempunyai jiwa patriotisme seperti Joni, aksi yang sangat berani dan terpuji.

Bebagai pujian dan apresiasi datang atas aksi yang dilakukan Joni, ini langkah yang tepat, Bupati, Kapolda, Panglima TNI, Menpora, Presiden dan pejabat serta tokoh bangsa lainnya memberikan apresiasi baik berupa materil maupun moril, bahkan pengacara kondang Hotman Paris memberikan uang sebesar Rp.25 juta. Semoga apresiasi berbagai pihak kepada Joni dapat memotivasi anak-anak zaman now untuk mempunyai semangat patriotime dan jiwa nasionalisme yang tinggi.

Semoga Jiwa murni Joni tidak terkontaminasi oleh derasnya  informasi yang makin mengikis rasa bakti pada pertiwi, Joni sosok kecil dari daerah terpencil ternyata mempunyai cita-cita yang mulia, ingin menjadi seorang prajurit TNI yang selalu menjaga NKRI, semoga cita-citamu tercapai Joni, Panglima TNI telah memprioritaskan dirimu untuk bisa mengabdi kelak kepada ibu pertiwi sebagai prajurit TNI.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline