Lihat ke Halaman Asli

Purnawan Kristanto

TERVERIFIKASI

Penulis

Tili: Joko Tingkir Zaman Now

Diperbarui: 8 Februari 2022   20:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tili menunjukkan ban yang melilit buaya. Sumber: Kompas.com

Siapa sangka priyayi Sragen ini justru yang berhasil menangkap buaya berkalung ban. Sebelumnya, beberapa orang "hebat" sudah berusaha menangkapnya. Mulai dari Panji Petualang, dua pakar pemerhati buaya dari Australia, Matt Wright dan Christ Willson, hingga terakhir Foresst Galante dan Tim Discovery Channel. Semuanya nihil.

Hingga akhirnya warga bernama Tili asal Sragen datang dan mampu menaklukkan buaya tersebut. Motivasi Tili menempuh bahaya itu semata-mata karena kasihan pada hewan itu. Dia memang dikenal sebagai seorang penyayang hewan. Rupanya getaran hatinya ini dirasakan oleh alam sehingga memudahkan operasi pelepasan ban tersebut. Mengapa tokoh-tokoh sebelumnya gagal? Padahal mereka dilengkapi peralatan yang lebih memadai. Mungkin alam belum berkenan karena mereka menangkap buaya itu semata-mata ingin menjadikannya sebagai konten, untuk menaikkan reputasi, atau karena bayaran.

Tapi apa kunci rahasia Tili? Kesabaran. Dia rela menyanggong buaya itu selama 3 pekan. Selama itu bisa jadi, terjadi "perkenalan" antara buaya dan Tili. Buaya itu mulai 'trust' kepada Tili. Hal ini diperkuat pernyataan bahwa antara buaya dan warga sekitar selama ini hidup berdampingan. Mereka tidak saling mengganggu. Warga tidak pernah mengusik buaya ketika berjemur di tepi sungai. Buaya pun tidak memusuhi warga.

Saya lalu teringat kisah legenda Joko Tingkir yang berhasil menaklukkan raja buaya.  Jaka Tingkir lahir dengan nama asli Mas Karebet. Ia adalah cucu dari Andayaningrat, penguasa kerajaan kuno di Boyolali.

Semasa kecilnya, dia diasingkan dan diasuh oleh seorang janda. Setelah dewasa Joko Tingkir memutuskan untuk mencari ayah kandungnya.  Dia menyusuri sungai Bengawan Solo. Saat melewati wilayah Sragen sekarang ini, raja buaya menghadang perahu Joko Tingkir. Singkat cerita, Joko Tingkir berhasil menaklukkan raja buaya. Akhirnya raja buaya ini mengabdi pada Joko Tingkir. Bersama dengan buaya lain, mereka mendorong perahu Joko Tingkir melawan arus ke arah barat.

Joko Tingkir ini yang kemudian mendirikan Kerajaan Pajang dan  berkuasa antara 1568-1582. Ia memerintah dengan gelar Sultan Hadiwijaya dan berhasil mengantarkan kerajaannya menuju puncak kejayaan.

Kayu tua yang dipercaya sebagai bekas perahu Joko Tingkir di desa Butuh, Sragen, Jawa Tengah/merdeka.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline