Lihat ke Halaman Asli

Purnawan Kristanto

TERVERIFIKASI

Penulis

Belajar Tentang Prinsip Belajar Orang Dewasa

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13402912431750756957

[caption id="attachment_183882" align="aligncenter" width="645" caption="Belajar dengan metode partisipatif"][/caption]

Setelah menyelesaikan pelatihan "Peace Education: Concepts and Approaches"(PECA), pada minggu berikutnya saya memilih kelas  "Strengthening Peace Education Training Skills" (SPETS).  Pelatihan ini diselenggarakan oleh Mindanao Peacebuilding Institute di kota Davao, Filipina, tanggal 21-25 Mei 2012.

Minggu kedua ini merupakan masa-masa yang paling berat. Gigi geraham saya mendadak berdunyut-denyut. Rasa sakit itu menjalar ke atas. Kepala saya seperti ditusuk-tusuk dengan jarum. Saya lalu minta obat ke sekretariat, ternyata mereka tidak menyediakan. Saya lalu meminta tolong panitia agar membelikan di apotik, tapi mereka hanya membeli satu butir. Alasannya, harga obatnya mahal. Padahal pembayarannya menggunakan uang saya. Akhirnya saya putuskan untuk membeli sendiri tambahan obat penahan sakit itu.

Sesampai di Indonesia, saya memeriksakan ke dokter gigi. Saat memeriksa gigi saya, dokter mengetuk-ngetuk gigi yang bermasalah itu.

"Sakit pak?" tanya dokter gigi.

"Tidak," jawab saya.

Dia lalu menyemprotkan sesuatu pada gigi itu.

"Kalau sekarang terasa ngilu?"

"Tidak."

Dokter mengambil kesimpulan gigi itu sudah mati. "Saat terasa sakit yang terakhir itu, syaraf-syaraf gigi bapak mulai mengalami kematian." Dia menawarkan untuk mencangkokkan syaraf baru pada gigi saya itu. Sampai tulisan ini dibuat, terapi itu belum dijalankan.

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline