Lihat ke Halaman Asli

Menikmati Keindahan Tersembunyi di Kota Sejuta Bunga

Diperbarui: 4 November 2018   21:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : dokumen pribadi

Sudah 5 tahun kebelakang keluargaku tak pulang ke kampung halaman. Alhamdulillah tahun 2017 kemarin akhirnya aku dan keluarga bisa lebaran di desa dimana aku di lahirkan.

Desa yang ramah penduduk nya, indah pemandangan alam nya, serta melimpah kekayaan alam nya. Desa ini berlokasi di Dusun Kuwang, Desa Windusari, Kecamatan Windusari, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Ya, kota Magelang. Kota yang memiliki posisi strategis di jalur utama transportasi Semarang-Magelang-Yogyakarta. Kota dengan julukan Kota Sejuta Bunga.

Setiap kali mudik selalu ada cerita yang menarik tentang kota ini. Masih teringat masa kecil dulu aku selalu bahagia saat main kejar-kejaran di sawah bersama adikku juga mandi di kali dekat rumah Mbok. Mbok adalah sebutan untuk nenek dalam Bahasa Jawa. Setiap kali Mbok pergi ke pasar aku selalu ingin ikut karena pasar nya tak buka setiap hari melainkan dihari pahing & wage (dalam kalender Jawa) saja. Aku senang meskipun cuma beli es dawet dan ojek (jajanan mirip cilok).

Apalagi saat lebaran, tradisi yang tak pernah hilang setelah Shalat Idul Fitri kami sekeluarga mengunjungi makam para leluhur dan setelah nya makan bersama di depan musholla bersama warga kampung. 

Setiap orang membawa makanan dari rumah nya, kami semua saling bertukar makanan dan memakan nya bersama-sama. Tradisi ini disebut "Kendurenan". Setelah itu kami mengunjungi rumah kerabat satu persatu sambil bercengkrama menikmati hidangan yang disediakan tuan rumah dari satu desa ke desa lain.

Hari keempat setelah lebaran, waktu nya kami berlibur mengunjungi tempat wisata di desa ini. Mungkin sebagian besar orang tau nya Magelang itu identik dengan Borobudur. 

Borobudur adalah Wisata Indonesia yang masuk 7 keajaiban dunia. Tapi kali ini aku dan keluarga mencoba ke tempat wisata yang jarang dikunjungi orang-orang. Aku lebih memilih lokasi wisata yang masih belum banyak yang tau, supaya lebih bisa menikmati tempat nya, karena kalau ramai pasti susah untuk foto-foto dan menikmati keindahan alam nya.

Lokasi pertama kami memutuskan untuk pergi ke Curug Lawang Kori. Di perjalanan kami menikmati pemadangan sawah terhampar dengan pohon melambai. Pemadangan yang tak pernah kutemukan di Ibu Kota. 

Ini yang selalu membuat ku rindu untuk ke kampung halaman, menikmati suasana tenang, nyaman, jauh dari kebisingan dan padat nya Ibu Kota. Namun yang membuatku sedih, dari segi infrastruktur masih banyak jalanan yang rusak, masih sering terjadi longsor, masih banyak tempat wisata menarik disini yang belum terekspose karena infrastruktur yang belum memadai.

Curug dalam Bahasa Indonesia artinya "Air Terjun". Curug Lawang Kori tak sengaja ditemukan warga sekitar dan baru mulai dibuka untuk umum. Lokasi Curug ini masih berada di Desa Windusari. 

Curug Lawang Kori memiliki ketinggian kurang lebih 30 meter, lerengnya terdapat batu batu besar seperti layaknya pondasi yang tersusun kokoh dan indah. Disekitar grojagan ada juga fenoma misteri lain sebuah gua besar dengan pintu dari batu (Lawang Kori) yang konon menurut penduduk setempat bisa terbuka di hari-hari tertentu, tentunya dengan sesepuh yang sudah ahli atau juru kuncinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline