Lihat ke Halaman Asli

Korban Kejadian Itu

Diperbarui: 30 Agustus 2017   17:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Senjamu indah, menenangkan, dan menggoda. Senja mengingatkanku pada hari itu. Rabu sore saat aku duduk sambil membaca buku salah satu karya dari seorang penulis novel Tere Liye "Tentang Kamu" aku menikmati waktuku dengan membaca novelnya ditemani dengan secangkir teh hangat buatanku pastinya. Aku terbawa arus novel yang menceritakan kehidupan seorang wanita yang tangguh, gadis kepal dari timur yang memiliki kekayaan yang sangat bernilai harganya sedangkan ia hanyalah seorang gadis biasa yang tak memiliki keluarga dalam perjalanan hidupnya, Sri namanya. Aku mengikuti arus ceritanya, mengalir dan seolah-olah aku merasakan apa yang ia rasa. Tiba-tiba aku terkejut ada seseorang yang tiba-tiba berteriak memanggilku. Ternyata orang itu adalah temanku yang tanpa aku sadari kehadiranya. 

Mereka sangat menyayangiku dan aku pun menyayangi mereka, kita sudah menjalin tali pertemanan saat aku duduk dibangku SMP. Bertahan hingga sampai saat ini merupakan anugrah bagi kami. Menghargai perbedaan, saling berbagi, dan percaya merupkan dasar kami. Saat itu juga aku memiliki seseorang kekasih, yang sangat aku sayangi tentunya. Sifat lembut dan kasih sayangnya membuat perasaanku terus bertambah setiap harinya. Kebahagianku semakin bertambang dengan adanya mereka. 

Kisah kejadian itu dimulai saat aku menjalani kehidupanku seperti biasanya, membagi waktu antara pertemanan dengan seorang kekasih. Mereka bagiku adalah prioritas, aku merasakan kebahagian disetiap harinya karena mereka. Celah untukku bersedih pun tidak ada, hingga saatnya disore itu. Aku melihat kebahagian berubah menjadi sebuah pengorbanan. Saat aku melihat dua orang yang aku prioritaskan berubah menjadi seseorang yang harus aku korbankan untuk kebahagian mereka. 

Entah apa yang dihadapanku, aku tak ingin melihatnya kembali dan tak ingin untuk aku ceritakan. Kejadian itu sempurna menghancurkan. Dua orang yang selalu membuatku merasa bahagia ternyata mereka menjalani kebahagian yang aku tidak pernah tahu dimulai sejak kapan. Mereka tidak menyadari aku telah melihat kebahagian, canda tawa, dan sentuhan kasih sayang yang terlihat dari mereka. Saat kejadian itu hariku seperti terbalik, sedih, kacau, berantakan dan rasa tidak percaya yang menghantui. tapi semuanya telah aku lihat dengan kedua bola mataku. 

Kasih sayang, waktu, tenaga, dan fikiran adalah pengorbananku untuk mereka. Seiring berjalannya waktu aku memutuskan untuk menyudahinya. Pergi dari mereka, karna saat ada sebuah prioritas makan harus ada yang menjadi korban. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline