Lihat ke Halaman Asli

Curhat Seorang Teman

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mungkin sudah menjadi jalan hidupku. Ketika kebahagiaan itu ditelan malam. Dihempas di terjalnya karang karang kehidupan. Semula aku mengira bahwa aku akan mendapatkan kebahagiaan kala hidup bersamamu. Namun semua angan itu sirna. Yang ada hanya kekecewaan dan sakit hati yang berkepanjangan. Hari demi hari terpaksa kulalui dengan bisu. Kau sakiti hati dan jiwaku dengan tingkah lakumu yang penuh kebohongan. Selama ini aku telah mencoba tuk bersabar menghadapi sikapmu. Kian lama kian kurasa kau semakin menghina. Kau anggap aku sebagai musuh dalam hidupmu. Sungguh.. aku tak pernah menyangka, kau yang dulu lembut dan penuh kasih sayang, kini berubah menjadi laki laki yang kejam dan tak punya perasaan. Kau tahu, aku dulu begitu menyayangimu dan mencintaimu. Segala yang ada padaku kuserahkan padamu. Namun ,, apa yang kuterima, hanyalah dusta dan kepalsuan .

Kini. . musnah sudah harapan tuk menggapai keluarga bahagia hingga tua... Kita berpisah dan menjalani hidup masing2... Aku akan menata kembali puing puing hatiku kembali, meski tanpamu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline