Lihat ke Halaman Asli

Orkes Angklung Campursari jadi "Icon" baru Malioboro

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Daerah Istimewa Yogyakarta, sudah pasti memang meliki banyak keistimewaan didalamnya. Selain identik dengan Keraton, Batik, dan Kerajinan, Kota yang sering dijuluki sebagai "Kota Seniman" ini  juga banyak memiliki keunikan dalam hal musik terutama musik tradisional.

Seiring berkembangnya jaman, musik mengalami perubahan. Lambat laun penikmat musik tradisional jateng menjadi berkurang. Musik tradisional yang memang seharusnya diketahui oleh seluruh masyarakat lokal sekarang hanya dimainkan atau diperdengarkan pada acara-acara tertentu saja. Sehingga mengakibatkan para generasi muda hampir tidak tahu tentang musik daerahnya sendiri. Itulah yang membuat Grup "Angklung New Banesa Malioboro" termotivasi untuk berkarya dengan angklung sederhananya dan di variasi lagu pop jawa dengan macam instrumen lain, dengan tujuan memperkenalkan musik tradisional kepada masyarakat luas agar tidak lekas punah tertimbun oleh musik-musik modern jaman sekarang.

Dari hasil observasi kami ( puput, lila, sari ) kemarin tanggal 3 Maret 2013 telah berhasil mendapatkan informasi tentang asal-usul dari Orkes Angklung tersebut.

Grup orkes angklung asal Banyumas, Jawa tengah ini mulai dibentuk 4 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 7 Agustus 2009 yang berlokasi di Jalan Dagen, Sosrodipuran, Yogyakarta (belakang SMP STELLA DUCE), dan terdiri dari 8 personil. New Banesa adalah Grup musik tradisional angklung, yang awal mulaberdiri tanpa terorganisasi. Dan berselang waktu, satu sama lain personil bertemu di Jogja dan terbentuklah grup ini, dengan mengangkat lagu pop dan jawa.

Nama Banesa terinspirasi dari salah satu anggota persekutuan di Minangkabau yaitu "Tuanku Banesa" yang menyebarkan ajaran Islam di Minangkabau melalui dakwah-dakwah dan menjalankan syari’at Islam. Oleh karena itu, grup ini berharap mampu menyebarkan kebaikan dan perdamaian melalui musik tradisional mereka.

Selain itu, orkes ini juga pernah tampil berkolaborasi bersama tokoh seniman yang lain seperti "Didi Nini towok dan D’Massive".

Beberapa personil bersama Instrumen yang digunakan oleh Orkes Angklung New Banesa meliputi :

1. Ito (tamborin)

2. Batto (treble bas kentong)

3. Ryan (bass besar)

4. Ari(bas kecil)

5. Riski (drum)

6. Ejin (angklung melodi)

7. Aldy (gambang melody)

8.Sigit (treble bass kentong)

Adapun beberapa elemen pendukung tampilnya Orkes Angklung New Banesa Malioboro :

A.Bentuk Musik

Perpaduan instrumen mereka memainkan beberapa genre musik seperti :

-Campursari

-Pop

-Dangdut

-Kenangan

Alasan menggunakan genre musik tersebut dalam perpaduan musik tradisional dan modern mereka karena terdengar unik dan mampu memikat perhatian pengunjung, kalangan anak-anak, remaja, dan orangtua.

B.Ruang

Penampilan mereka lebih sering outdor, dan membutuhkan ruang yang luas untuk meletakkan Instrumen-instrumen mereka.

C.Waktu

Tampil setiap malam mulai pukul 19.30 WIB – 22.30 WIB.

Adapun elemen penunjang tampilnya Orkes Angklung Banesa Malioboro meliputi :

A.Tata Rias dan Tata Busana

1.Tata rias mereka tidak begitu menonjol, karena semua personilnya adalah pria.

2.Busana saat tampil reguler di Malioboro memakai busana batik, tapi terkadang juga memakai kaos kembaran atau kaos grup berwarna hitam. Pakaian adat juga sering dipakai, misal pakaian prajurit keraton, biasanya pada moment tertentu seperti karnaval musik di Malioboro, perlombaan, atau sedang mengisi pada suatu hajatan.

B.Properti

1.Blangkon ( kadang-kadang )

2.Penari : jarang ada, hanya kadang untuk lebih meramaikan suasana saja.

3.Penyanyi : Setiap personil bernyanyi sambil memainkan alat. Penyanyi tunggal dipakai apabila digunakan dalam penampilan indoor atau panggilan untuk mengisi hajatan. Dan sebagai tambahan kolaborasi.

C.Tata Lampu

Karena penampilan mereka outdoor ( di Jalan Malioboro ), sehingga penampilan mereka hanya didukung oleh penerangan lampu Jalan tersebut.

Angklung New Banesa juga telah mendapatkan banyak prestasi diantaranya :

1.Piagam Karnaval Apeman Malioboro.

2.Piagam Pengenalan Alat Musik Tradisional di TK. Ceria, Jalan Timoho.

3.Pelatih Musik Tradisional di Polda DIY.

4.Sertifikat Pena Medika.

5.Piagam Papros Semarang.

Hingga saat ini, Banesa Angklung masih terus meramaikan suasana malam Malioboro. Menjadikan Jantung Kota ini semakin hidup dan selalu bernuansa seni tradisional. Pedoman mereka adalah “The Spirit of Traditional Music” semangat musik tradisional yang selalu mereka tanamkan. Menginspirasi kepada masyarakat juga untuk tetap melestarikan budaya musik tradisional.

Yang muda yang berkarya...

Trimakasih, Salam budaya..  :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline