Sampah dan cara-cara mendaur ulangnya telah menjadi isu global sejak lama. Sebuah studi memperlihatkan bahwa 60% dari total sampah di Indonesia merupakan sampah organik. Penumpukan dan pembusukan sampah di TPA yang tidak diolah dengan baik akan menghasilkan gas metana yang berkontribusi pada pemanasan global, kerusakan ekosistem, dan perubahan iklim. Materi tentang eco-enzyme sangat menarik untuk diperkenalkan sebagai salah satu cara mendaur ulang sampah organik menjadi produk yang berguna dan memiliki nilai jual. Melihat hasil obsevasi di Desa Pasigitan, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal yang memiliki potensi olahan gula aren, sangat sesuai apabila masyarakat diberi pelatihan berupa cara pembuatan eco-enzyme yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.
Eco-enzyme sangat membantu masyarakat dalam menekan pengeluaran untuk membeli sabun pencuci piring dan juga pupuk untuk tanaman. Produk eco-enzyme bersifat aman, mudah terurai, tidak berbahaya bagi manusia dan lingkungan karena bebas dari bahan kimia. Serta bermacam-macam produk ramah lingkungan dapat dihasilkan dari pembuatan eco-enzyme.
Pelatihan pembuatan eco-enzyme ini dilaksanakan pada Hari Sabtu, 11 Maret 2023 bertempat di Balai Desa Pasigitan dengan peserta Ibu-ibu Kader PKK dan Posyandu. Kegiatan dimulai dengan pemaparan materi eco-enzyme oleh Puput Dyah Lestari selaku penanggung jawab kegiatan, kemudian dilanjutkan dengan praktik pembuatan eco-enzyme bersama. Sebelum kegiatan ini dilaksanakan ibu-ibu kader sudah dihimbau untuk mengumpulkan sampah organik meraka yaitu sampah buah dan sayur dari rumah, serta membawa alat dan bahan lainnya seperti gula aren dan botol air mineral bekas.
Kegiatan pelatihan berlangsung cukup kondosif dan juga interaktif dimana ibu-ibu aktif bertanya, salah satu penanya yang berkesempatan mendapatkan hadiah dari mahasiswa KKN yaitu ibu wiji salah satu Kader Posyandu dari Dusun Krajan yang betanya perihal pembuatan eco-enzyme dengan takaran yang lebih banyak dan bisakah menggunakan sampah kulit buah yang dikeringkan. Diakhir kegiatan tak lupa kami berfoto bersama sekaligus menutup acara pelatihan, serta kembali mengingat tahapan proses pembuatan eco-enzyme dan juga proses fermentasi hingga nanti eco-enzyme siap digunakan setelah 3 bulan.
Besar harapan dari mahasiswa KKN Tematik Unnes bahwa melalui pelatihan pembuatan eco-enzyme ini masyarakat semakin peduli untuk mengolah sampah organik mereka menjadi barang yang bernilai guna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H