Globalisasi merupakan proses keberlangsungan pencampuran berbagai aspek baik dari segi ekonomi, politik, sosial, budaya maupun aspek lainnya dari suatu negara ke negara lainnya. Salah satu fenomena globalisasi di Indonesia dalam aspek interaksi budaya adalah masuknya kebudayaan Korea Selatan atau yang disebut Hallyu Korean Wave.
Hallyu Korean Wave merupakan gelombang penyebaran budaya korea melalui dunia hiburan seperti serial drama, korea pop musik, gaya hidup dan sebagainya.
Masuknya Budaya Korea di Indonesia berawal dari serial drama yang berjudul "Full House" drama ini diperankan oleh Rain salah satu aktor sekaligus penyanyi solo. Serial drama yang tayang di telivisi Indonesia ini berhasil menarik perhatian masyarakat Indonesia terutama para remaja perempuan.
Setelah memainkan serial drama Rain juga mengadakan konser pertamanya pada tahun 2009 silam tepatnya di JITEC Mangga Dua Square, Jakarta. Konser ini pun sukses dengan terbukti ribuan tiket terjual habis.
Serial Drama dan Industri Musik yang dibawakan oleh Rain menjadi gerbang utama dalam proses masuknya dunia drama dan musik pop korea. Setelah konser Rain selesai, penyanyi lainnya juga menggelar konser perdananya di Indonesia seperti 2PM, SUPER JUNIOR, SMTown Family, dan Music Bank.
Artis yang terkenal disebut idol oleh para penggemar hiburan korea, Idol menjadi salah satu inspirasi untuk para penggemar K-pop maupun pecinta drama. Selain dunia hiburan yang berhasil populer di Indonesia, dunia kuliner pun tidak terkalahkan dengan makanan khasnya yang memiliki berbagai rasa dan dominan pedas sehingga cocok di lidah masyarakat Indonesia.
Hal ini menjadikan penggemar untuk mengubah gaya hidup yang semula biasa saja hingga mengidentifikasi gaya sang idola, mulai dari cara berpakaian, makanan, gaya hidup bahkan bisa saja meniru sampai perilaku sang idola.
Perkembangan budaya korea memberikan dampak positif dan dampak negatif pada para pecintanya, kepopuleran K-pop menyebabkan berbagai hal kepada remaja yang mencintainya. Dengan demikian perlu adanya kewaspadaan dalam pemanfaatan gadget dalam era globalisasi ini.
Hampir semua kalangan menyukai K-pop dan K-drama hal ini juga berdampak pada kesehatan karena sering menggunakan gadget untuk menonton siaran musik K-pop atau menonton serial drama hingga larut malam. Hal ini berdampak pada jam tidur yang kurang teratur, menyebabkan mata lelah, bahkan hingga insomnia.
Selain dari dampak kesehatan, jika dilihat dari segi Sosiologis di saat para remaja menggilai Korean Wave kita telah menjadi perilaku yang hedonisme dan borjuis. Remaja rasanya kurang sekali jika tidak meniru sang idola. Hingga ingin sekali mengikuti gaya hidup sang idola, sampai tidak tahu batas wajar dimana seseorang harus bijak dalam mengatur kondisi perekonomian.
Dalam meniru gaya Korean Style tidak jarang gaya tersebut kurang diterima dalam nilai dan norma budaya kita. Selain itu karena terlalu fanatik dalam menyukai budaya korea hal ini dapat membuat kita akan lupa budaya yang ada dalam negeri ini yang juga dapat melunturkan nilai budaya, menjadikan diri remaja menjadi bebas, dan pemikiran menjadi lemah mudah terbawa budaya lain.