[caption id="" align="aligncenter" width="448" caption="Mui Ne"][/caption]
Mui Ne. Kota kecil ini berjarak 5 jam dari Ho Chi Minh City, Vietnam. Tujuan kami ke sini adalah karena ingin melihat gurun pasir merah (red sand dunes) dan gurun pasir putih (white sand dunes). Sepanjang jalan dari Ho Chi Minh menuju Mui Ne, saya merasa sangat tidak asing lagi pemandangannya. Rumah penduduk di sini mirip banget dengan di Indonesia. Hanya saja, pada malam hari lampu-lampu rumah mati semua, sehingga gelap gulita, beda dengan rumah-rumah di Indonesia yang menyalakan lampu di luar rumah.
Kami bangun sangat subuh karena ingin mengejar sunrise. Berangkatlah kami ikut tour keliling Mui Ne dengan menggunakan jeep sewaan. Masih gelap memang. Bukit-bukit pasir yang sangat luas dan masif itu belum tampak pada dini hari. Pantai-pantai di Mui Ne juga sangat indah dengan pasir putih dan garis pantai yang panjang. Namun, harus menunggu siang untuk dapat menikmati keindahannya.
[caption id="" align="aligncenter" width="266" caption="Sunrise di padang pasir merah Mui Ne"] [/caption]
Padang Pasir Merah (Red Sand Dunes)
Sangat unik sekali di negara tropis terdapat gurun pasir. Hujan ada, tanaman tropis juga banyak. Tapi kenapa terdapat gurun pasir dan perbukitan pasir di Mui Ne? Ketika saya tanya ke penduduk setempat yang saya temui pun, mereka juga tidak tau mengapa. Entah mereka tidak tahu beneran, atau karena tidak bisa bahasa Inggris, yang jelas sampai saat ini sejarah padang pasir merah ini masih menjadi misteri bagi saya.
Banyak sekali penduduk, terutama anak-anak kecil, yang menyewakan papan buat perosotan di gurun. Mereka mendatangi kita untuk menawarkan jasa perosotannya. Cukup bilang "no" kalau tidak mau karena mereka sudah mengerti Bahasa Inggris. Atau kalau Anda ingin mencoba juga tidak masalah karena kelihatannya asyik perosotan di gurun pasir. Waktu itu, kami hanya bernarsis-narsis ria di sini karena keterbatasan waktu. Sopir jeep kami pun sudah menunggu terlalu lama di tempat parkir sepertinya.
[caption id="" align="aligncenter" width="264" caption="Perosotan di padang pasir Mui Ne"] [/caption]
Karena tak sempat sarapan pagi di hotel, kami pun membeli sarapan yang dijual oleh penduduk sekitar sini. Kami mencoba makanan yang terbuat dari bihun, tauge, telur puyuh, saren (darah goreng), dan sambal. Rasanya? Seperti pho yang biasa kita makan di restoran-restoran Vietnam. Namun lebih pedas dan unik.
[caption id="" align="aligncenter" width="267" caption="Sarapan di Mui Ne, Vietnam"] [/caption]
Padang Pasir Putih