Lihat ke Halaman Asli

Surat Buat Simbok

Diperbarui: 24 September 2015   10:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Simbok gimana kabarnya... mudah mudahan sehat selalu ya Mbok. Aku di  Jakarta juga sehat nggak kurang suatu apapun.

Mbok, aku mau ngasih kabar kalau sekarang aku udah kerja. Kerjanya enak keliling-keliling nganter-nganter buah ke restoran restoran sama kafe kafe di Jakarta. Restoranya sama kafenya besar-besar Mbok, rame... yang datang kesitu kayaknya orang kaya semua... kayaknya sih. Eh tapi artis-artis juga ada. Aku jadi sering ketemu artis di sini mbok... wah jan ayu-ayu tenan.

Tapi gini Mbok, sehubungan dengan kerjaku itu... seperti yang aku ceritakan tadi. Karena sering masuk keluar Kafe... kok rasanya aku jadi punya kekhawatiran. Khawatir kalau tiba tiba aku ketemu Luna Maya.... terus kami saling jatuh cinta pada pandangan pertama. Wah  gimana ya Mbok. 

Karena kekhawatiran itu aku jadi sering deg degan kalau pas lagi nganter buah ke kafe. 

Hehehe... kekhawatiran yang berlebihan ya Mbok. Yo wis... nggak papa. Cuma Simbok jangan ikut ikutan khawatir kayak aku. Kata orang khawatir yang berlebihan itu kekuatanya seperti doa. Lha kalau Simbok khawatir ... aku juga khawatir, takutnya malah kejadian bener aku ketemu sama Luna Maya gimana??

Mbok, bapak gimana? Tiap pagi masih rutin ke kebon ? Ya udah nggak papa yang penting sehat. Cuma pesen buat bapak kalau ada pak Hadi yang suka beli kelapa biarin pak Hadi sendiri yang manjat. Bener lho mbok... jangan sampai bapak yang manjat. Oh ya... pohon pisang yang disamping rumah pasti dah tinggi tinggi ya mbok. Ya lumayanlah kalau gitu... bentar lagi simbok panen pisang kan. Aku ikut seneng mbok.

Penghasilanku disini sayangnya belum gede mbok. Tapi ya... cukuplah buat bayar kontrakan sama makan sehari-hari. Cuma ya itu, sekarang aku belum bisa ngirimi simbok. Nggak papa ya mbok?

Meskipun begitu aku sudah sangat bersukur aku dah semangat lagi buat nyari duit. Mudah mudahan dengan suasana kerja yang sekarang uripku nggak nglokro ... mletho kayak kemaren kemaren lagi. Doanya simbok sama bapak yang selalu aku harapkan ya mbok.

Kalau nginget yang kemaren-kemaren, mau dibilang sedih ya memang sedih mbok. Ya mau nggak sedih dari mana wong rasane yo memang begitu. Wis jan kapok aku mbok... nggak ngira bisa habis-habisan kayak gitu.

Makanya sekalian sekarang aku mau minta maaf sama simbok... sama bapak. Sama adi-adiku, sedulur semua...dan konco-konco. Ya pokoknya minta maaf yang tiada terkira kalau hidupku kemaren-kemaren penuh drama... sangat teatrikal dan  jadi beban pikiran banyak orang. 

Beberapa waktu lalu memang ada yang ngasih nasehat panjang lebar sama aku mbok. Ngomongnya memang rada aneh ... tapi yo aku mudheng sama apa yang diomongin. Wong memang aslinya aku ini kan orangnya cerdas dan mudhengan. Iyo to mbok... hehehe anake simbok.  Lho iyo to... anak yang cerdas itu pasti lahir dari rahim seorang ibu yang cerdas juga. Hehehe... berarti simbok juga cerdas dan mudhengan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline