Lihat ke Halaman Asli

Punakawan

Sastrawan

Tungku Pemanas Perang

Diperbarui: 30 Januari 2023   10:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: https://www.bbc.com/indonesia/majalah-58013203.amp

Hampir setahun konflik Rusia-Ukraina berlangsung. Namun hingga kini rentetan peluru dan dentuman bom masih terdengar. Tak terhitung secara pasti berapa banyak nyawa melayang dalam konflik ini. Yang jelas perang tetaplah perang. Akan meninggalkan luka dan sengsara di kedua belah pihak.

NATO (North Atlantic Treaty Organization) dengan Amerika sebagai kapten, berandil besar dalam jalannya peperangan. Memang secara langsung mereka tidak terlibat, tapi secara diam-diam mereka ikut campur, salah satunya adalah pemberian senjata pada Ukraina, dengan alasan untuk membela diri.

Ibarat dua orang yang sedang bertengkar. Yang satu berbadan kekar dengan golok di tangan, bernama Ruslan. sementara yang satunya berbadan kurus dengan hanya sepotong kayu, bernama Utaya. Jelas tak berimbang dan Utaya akan segera tumbang. Saat perkelahian sedang terjadi dan yang Utaya hampir kalah, datanglah orang berbadan besar bernama Agus. Bukannya memisahkan dan mendamaikan keadaan, Agus malah memberikan sebilah pedang pada Utaya. Saat ditanya Ruslan kenapa memberi senjata pada Utaya, Agus mengatakan kalau senjata itu untuk Utaya membela diri. Agus juga berkata pada Utaya untuk terus melawan Agus. Agus akan menyiapkan makan siang, kopi dan senjata tambahan untuk Utaya melawan Agus.

Melihat Utaya yang mendapat  suplai senjata, Ruslan pun marah dan menantang Agus untuk maju dan melawannya. Tidak mau melayani tantangan Ruslan, Agus pun menjawab tak ada kepentingan untuk bertarung melawan Ruslan. Dalam hati Agus berpikir, kalau Ruslan adalah lawan yang tangguh dan sulit dikalahkan. Kalau sampai kalah akan malu, dan kalau bisa menang Agus pasti babak belur karena lawan yang seimbang.

Agus adalah orang yang merasa paling kuasa. Di balik HAM dan atas nama kemanusiaan kerap melakukan keonaran. Agus memang bertubuh kekar perkasa, tapi dia tak banyak cukup nyali untuk berkelahi seorang diri. Agus kerap membawa rombongan anak-anak STM yang mudah diprovokasi untuk membuat keributan. Agus tidak hanya sombong, tapi juga pandai berbohong atas nama perdamaian.

Di mana ada Agus, di situ pasti ada perkelahian. Agus mengklaim diri sebagai juru damai. Tapi apa yang dikatakan Agus jauh api dari panggang. Agus sendiri yang kerap naik ke panggung dangdut, menyawer, buat keributan, lantas pergi dengan masalah yang ditinggalkan. Juru damai yang kerap main togel. Memasang tarif dan angka untuk perdamaian yang akan diumumkan. Pendingin yang berwujud tungku dengan bola api panas di dalamnya.

Sumbawa, 31 Januari 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline