Lihat ke Halaman Asli

Punakawan

Sastrawan

Antara Janji dan Kesetiaan

Diperbarui: 22 Januari 2023   21:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok: Wikipedia 

Prabu Salya adalah raja dari Kerajaan Madra. Ia mempunyai seorang adik bernama Dewi Madrim. Dewi Madrim sendiri adalah istri Prabu Pandu dari Kerajaan Ngamarta. 

Singkat kisah, Dewi Madrim meninggal dunia saat melahirkan anak kembar yang diberi nama Nakula dan Sadewa. Melihat adik kesayangannya telah tiada, Prabu Salya sangat bersedih. Prabu Salya berjanji akan selalu menjaga Nakula dan Sadewa.

Prabu Salya punya seorang anak perempuan bernama Dewi Banowati. Dewi Banowati adalah istri Prabu Duryudana yang notabene adalah sepupu dari Nakula dan Sadewa. Kepada Prabu Duryudana, Prabu Salya bersumpah setia dan akan selalu berdiri di belakang menantunya itu.

Alkisah pecah Perang Baratayudha yang mempertemukan Kurawa dan Pandawa. Nakula dan Sadewa berada di pihak Pandawa, sementara Duryudana adalah di pihak Kurawa.

Karena kekurangan panglima perang, sesuai janjinya, Prabu Salya maju ke medan laga. Dengan kesaktian yang dimiliki, tak ada satu orang dari Pandawa yang mampu mengalahkan Prabu Salya. Dan melihat keadaan yang kurang menguntungkan, penasehat perang dari Pandawa, yaitu Prabu Kresna, memanggil Nakula dan Sadewa.

Nakula dan Sadewa mengira kalau akan disuruh maju untuk menghadapi Prabu Salya, yang notabene adalah paman mereka sendiri. Namun dugaan itu meleset. Prabu Kresna hanya menyuruh Nakula dan Sadewa menemui Prabu Salya. Nakula dan Sadewa diminta untuk berpamitan sebelum gugur di medan perang.

"Bilang kepada Prabu Salya, bahwa tak ada satu orang dari Pandawa yang bakal bisa mengalahkannya. Katakan sebelum kalian berdua tewas di medan laga untuk bertemu dan berpamitan yang terakhir kali," kata Prabu Kresna memberi petunjuk pada Nakula dan Sadewa.

Apa yang direncanakan Prabu Kresna berjalan dengan baik. Prabu Kresna tahu kalau Prabu Salya adalah kesatria sejati yang tidak akan mengingkari janji. Prabu Salya pun memberi tahu kelemahannya pada Nakula dan Sadewa.

"Siapa saja yang akan menghadapiku besok pagi, gunakanlah tombak bertangkai pohon pulai. Gunakan tombak itu untuk melawanku," kata Prabu Salya kepada Nakula dan Sadewa. "Demi janjiku pada ibu kalian, aku akan tumbalkan nyawaku di medan peperangan. Pulanglah kembar," kata Prabu Salya memeluk Nakula dan Sadewa.

Setelah mendengar apa yang dikatakan Nakula dan Sadewa, Prabu Kresna menunjuk Puntadewa untuk berhadapan dengan Prabu Salya. Dengan tombak bertangkai pohon pulai, Prabu Salya gugur dengan tetap memegang janjinya pada adik dan menantunya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline