Ali, nama seorang pemuda yang berasal dari sebuah desa. Meski berasal dari desa, Ali dikenal sebagai pemuda cerdas dengan banyak akal.
Suatu sore Ali pulang dari kerja. Di tengah perjalanan hujan turun dan Ali pun berteduh di sebuah teras toko. Dan saat itulah Ali melihat seorang anggota polisi yang sedang mengisap rokok.
Melihat polisi yang ngebul dengan asap rokok, mulut Ali pun asam. Tapi apa hendak dikata, Ali tak membawa rokok untuk dihisap. Dalam keinginan untuk bisa menikmati sebatang rokok, akal Ali pun mulai bergerak.
Ali sadar kalau langsung meminta rokok adalah tindakan yang kurang sopan. Apalagi orang yang hendak dimintai belum dikenal dan seorang polisi. Bisa-bisa bukan rokok yang didapat, tapi malah ditempeleng. Dan disaat itulah Ali menemukan akal nakal untuk bisa mendapat sebatang rokok. "Pak, permisi. Bisa pinjam korek api," kata Ali pada polisi yang sedang merokok. Tanpa banyak kata, polisi itu mengambil korek api di saku dan disodorkan ke Ali.
Melihat umpannya sudah mulai dimakan oleh target, Ali mulai beraksi dengan berpura-pura rokoknya ketinggalan. Harapan Ali jelas, rokok yang ada di tangan polisi akan disodorkan. "Waduh, nggak jadi pinjam korek, Pak, rokok saya ketinggalan," kata Ali sambil berpura-pura memeriksa kantong celana.
Dan benar saja yang diperkirakan Ali. Polisi itu menyodorkan rokok. "Sudah rokok ini saja," kata polisi sambil tersenyum kepada Ali. Dengan sedikit malu-malu, Ali pun mengambil sebatang rokok yang disodorkan lantas mengisapnya.
Dari apa yang dilakukan Ali, bisa kita ambil hikmah, bahwa meminta tak perlu harus memaksa. Kalau meminta dengan memaksa, kemungkinan diberi adalah kecil. Toh kalau diberi juga dengan ketidakikhlasan.
Lenangguar, Sumbawa, 18 Januari 2023.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H