Lihat ke Halaman Asli

Ina Widyaningsih

Staf TU SMPN 3 Pasawahan

Aku, Kamu dan Sepatu

Diperbarui: 9 Desember 2021   09:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diunduh dari Tokopedia

Inilah aku adanya seperti yang bisa kamu lihat nyatanya. Penilaianmu terhadapku tergantung dari sudut mana kamu memandangnya. Apapun adanya aku adalah aku dengan segala kekurangan dan kelebihanku. Maafkanlah atas segala kekurangan ini, terima kasih karena kamu telah menerimaku apa adanya.

Kamu, sebagaimana yang kutahu adanya. Kamu yang berarti luas di sini. Entah kamu sebagai pasangan, sahabat, teman kerja atau apapun itu. Kamu seadanya yang bisa kunilai takkan kurang ataupun lebih. Kamu yaitulah kamu adanya dengan lapang dada aku berusaha untuk mengerti dan memahaminya.

Seperti sepatu, aku dan kamu ya begitulah adanya.

Mungkin suatu saat kita pernah kesakitan karena lecet menggunakan sepatu, namun bukan berarti saat itu juga kita kan membuang sepatunya.

Sepatu yang kita pilih untuk digunakan mungkin dirasa cocok dengan kaki kita, namun ternyata saat digunakan agak kesempitan atau longgar sehingga membuat kaki menjadi lecet.

Dalam sebuah hubungan entah itu sebagai pasangan, sahabat atau apapun itu. Ketidakcocokan mungkin bisa saja terjadi, tinggal bagaimana kita untuk menyikapinya. Jika hati kita sakit, bukan artinya kita langsung menyerah begitu saja. Belajar untuk berdamai dengan rasa sakit itu bahkan jika kita mampu dekaplah rasa sakit tersebut sehingga keadaan akan kembali pulih adanya dan hubungan pun akan bertahan lama.

Kecuali ketika 'sepatu' tersebut menimbulkan sakit yang sungguh tak lagi bisa diobati dengan apapun, di sinilah kita harus belajar untuk merelakannya.

Kita pun harus bisa memahami jika sepatu diciptakan dalam bentuk yang berbeda, namun ia ditakdirkan untuk selalu bersama. Betul kan?

Sepatu kanan dan sepatu kiri memang berbeda bentuknya, tapi mereka ada untuk saling melengkapi satu sama lain.

Seperti juga aku dan kamu yang diciptakan Tuhan dengan segala perbedaan yang kita miliki masing-masing. Untuk mempersatukan dua perbedaan tentu saja akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Namun kita harus yakin bahwa dengan perbedaan yang kita miliki itulah yang menjadikan kita bersatu adanya. Dengan perbedaan kita bisa menciptakan kebahagiaan. Indah bukan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline