Lihat ke Halaman Asli

Ina Widyaningsih

Staf TU SMPN 3 Pasawahan

Workshop In House Training Tatanen di Bale Atikan

Diperbarui: 25 Oktober 2021   15:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Bertempat di Bale UPTD SMPN 3 Pasawahan sedang dilaksanakan Workshop In House Training dengan tema: Peningkatan Kompetensi Guru Abad 21 Berbasis Tatanen di Bale Atikan. Kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari ke depan mulai dari tanggal 25 sampai dengan 27 Oktober 2021.

Workshop ini diselenggarakan untuk menambah pengetahuan bagi guru, staf TU dan peserta didik tentang Konsep Dasar Pembelajaran yang berbasis Tatanen di Bale Atikan. Selanjutnya dengan harapan agar sekolah mampu menghasilkan Standar Lulusan yang betul-betul handal menjadi Generasi Emas yang dibanggakan.

Seperti yang diungkapkan oleh Nara sumber di hari pertama ini Bapak Drs. H. Aceng Kuswaya, bahwa sekolah harus mengemas pembelajaran dengan Berbasis Lima Bunga Karakter sebagai bagian dari Kurikulum Baru Yang Disertifikasi di Kab. Purwakarta. Dan kelima bunga karakter tersebut antara lain: (1) Karakter 7 Poe Atikan; (2) Pendidikan Ramah Anak; (3) Pendidikan Anti Korupsi; (4) Pendidikan Kitab Kuning; dan (5) Tatanen di Bale Atikan (TDBA).

Dan hal terpenting bahwa sekolah harus mengembangkan kegiatan pembelajaran yang berkarakter dengan berbasis 7 Poe Atikan sebagai konsep dasar dalam pembelajaran, yaitu: (1) Ajeg Nusantara (Senin); (2) Mapag Buana (Selasa); (3) Maneuh di Sunda (Rabu); (4) Nyanding Wawangi (Kamis); (5) Nyucikeun Diri (Jum'at); dan (6) Betah di Imah (Sabtu-Minggu).

Tatanen di Bale Atikan lahir di Purwakarra dengan latar belakang adanya kesenjangan ekologis, kesenjangan sosial dan kesenjangan spiritual.

Secara etimologi, Tatanen di Bale Atikan berasal dari Bahasa Sunda, Tatanen artinya bercocok tanam, Bale artinya tempat yang luas, Atikan artinya pendidikan.

Sedangkan secara terminologi, Tatanen di Bale Atikan merupakan sebuah gerakan pendidikan karakter untuk menumbuhkan kesadaran hidup ekologis dalam merawat dan berguru pada bumi yang terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran yang berbasis Pancaniti dan Permakultur sehingga peserta didik tumbuh dan berkembang sesuai kodrat dirinya, alamnya dan zamannya.

Dalam Tatanen di Bale Atikan memiliki konsep pembelajaran sebagai berikut:

1) Gerakan, 2) Pendidikan karakter, 3) Kesadaran Hidup Ekologis, 4) Merawat bumi, 5) Berguru pada bumi, 6) Berbasis pancaniti, 7) Kegiatan pertanian, dan 8) Bersifat kodrati.

Tatanen di Bale Atikan harus berprinsip pada tiga hal yaitu: a) Berkeadilan, b) Berkelanjutan, dan c) Berkearifan lokal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline