Udara dingin perlahan menyusup ke sudut hati yang mulai merasakan sebuah kenyamanan di sini. Suasana yang begitu sejuk dan damai mengantarkanku pada sebuah perjalanan yang kian mengerti tentang bersyukur dan menerima apa adanya tentang kenyataan hidup.
Menikmati keindahan alam di sini memberikan sebuah kenyamanan di mana kita bisa menenangkan diri dari hiruk pikuk keramaian kota. Dengan demikian kita bisa berpikir dengan jernih dalam keadaan tenang.
Bagiku merupakan sebuah kesenangan tersendiri bisa sampai di sini. Dengan pemandangan yang ada banyak inspirasi yang ingin kutuliskan entah itu puisi ataupun kisah perjalanan ini.
Situ Cisanti yang mempesona dengan kesederhanaannya adalah sebagai anugerah Tuhan bagi manusia yang patut kita syukuri serta senantiasa harus dijaga dan dilestarikan.
Situ Cisanti, sebagai hulu Sungai Citarum dengan sebutannya O Kilometer Citarum terletak di Desa Tarumajaya Kecamatan Kertasari Kecamatan Bandung. Tempat ini memiliki daya tarik tersendiri dengan kisah terselip di sana.
Ada 7 mata air sebagai sumber keberadaan Situ Cisanti yaitu Citarum, Cikahuripan, Cikoleberes, Cihawuning, Cisadane, Cikawadukan dan Cisanti. Air ini dipercaya mengandung khasiat untuk mengobati penyakit.
Ketika sampai di salah satu sudut situ akan ditemui sebuah kolam kecil yang di sana dipercaya sebagai tempat air berkhasiat tersebut. Jika pengunjung ingin mandi bersiram air ini terlebih dahulu harus menghubungi kuncen yang merawatnya.
Di tempat inilah dahulu Dipati Ukur Bupati Bandung abad ke-17 sering menyepi dan menenangkan diri bahkan menyusun strategi untuk melawan penjajah. Hingga meninggal pun dimakamkan di sini. Tepatnya di hutan sebelah atas Situ Cisanti.
Namun sayang tak sempat diriku untuk berziarah ke makam Dipati Ukur karena keterbatasan waktu. Aku berharap di lain waktu bisa datang kembali ke sini khusus untuk berziarah.
Inilah salah satu daya tarik Situ Cisanti karena adanya situs sejarah makam Dipati Ukur yang banyak diziarahi oleh orang-orang dari manapun.
Tidak jauh dari sini terdapat sebuah batu sebagai jejak telapak dan jemari kakinya Prabu Siliwangi. Karena memang di sini juga sebagai petilasan Prabu Siliwangi yang senang dengan bertapa di dekat mata air. Dan ini merupakan saksi sejarah yang lainnya di Situ Cisanti.