Menuju ke sini adalah rencana perjalanan tanpa sengaja. Motor tua kupacu perlahan menyisir jalan yang belum pernah kulalui. Hanya dengan perasaan yakin terus kulalui hamparan sawah di kiri kanan jalan.
Aku ingin menuliskan sesuatu di sebuah tempat yang sangat kental dengan suasana desa. Hingga akhirnya kutemukan sebuah jembatan yang warna-warni.
Sungguh kebetulan sekali ada gubuk bambu di sebelah jembatan ini dan aku pun istirahat di sana. Pas juga di depan gubuk tersebut ada warung yang menjual minuman dan makanan ringan.
Tanpa basa-basi kupesan secangkir kopi hitam untuk menemani istirahatku. Pemandangan asri kulihat di sini yang jauh dari keramaian kota. Menikmati suasana tenang pedesaan dengan guyuran hujan yang tiba-tiba turun.
Ada sebersit imaji yang mengganggu hati hingga kutuliskan semuanya. Sesekali kudengar suara-suara polos dari anak-anak sekitar yang sedang berenang di sungai Ciherang. Teriakan yang berselang canda tawa dari mereka menjadi irama kehangatan.
Tanpa terasa jadilah susunan kata pada sebuah coretan penaku. Hujan pun ternyata sudah reda dan kusempatkan untuk berbincang sedikit dengan penjual kopi tadi.