Lihat ke Halaman Asli

Ina Widyaningsih

Staf TU SMPN 3 Pasawahan

"Ibu" Hakikat Sebuah Keramat

Diperbarui: 16 November 2020   16:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

I love you, Mom | dokpri

"Ibu"
Tanpamu aku tiada
Tanpamu aku bukan apa-apa
Tanpamu aku bukan siapa-siapa
Tanpamu sungguh aku tak bermakna

Sebait puisi di atas lahir dari sebuah rasa yang terdalam ketika aku mengingat kata "Ibu".

Tiada kata yang terindah untuk menjelaskan kasih sayang ibu dari masa ke masa. Seorang perempuan yang begitu hebat di mataku.

Bagiku terlalu banyak pengorbanannya yang tak dapat kubalas satu persatu. Berapapun harga yang ditawarkan takkan pernah sebanding dengan apa yang telah beliau perjuangkan untukku.

Ibu yang kuat dan hebat, mengapa demikian?

Beliaulah yang berjuang mati-matian demi aku anaknya, tanpa bantuan seorang ayah semua dilakukannya sendiri. Semenjak ayahku meninggal, ibulah yang menjadi tulang punggung keluarga dengan segala beban yang dihadapinya.

Tak pernah kulihat beliau mengeluh, walau setiap hari bercucur peluh demi kelangsungan hidup kami sekeluarga. Bekerja sebagai seorang guru adalah kesehariannya. Dan itu memang berlaku juga untukku sebagai anaknya.

Tegas dan cerdas, pribadi beliau yang sungguh jauh dari kemampuanku. Apapun yang dikatakannya adalah sebuah pepatah juga perintah yang jelas harus dilaksanakan olehku.

Dan itu memang benar!

Karena terbukti nyata dan sangat terasa atas keberadaanku sekarang ini.

Dari mulai aku tak tahu bahkan tak bisa apa-apa, beliaulah "Al-madrasatul Uula". Sekolah pertama bagiku itulah sebutan yang pantas disandangnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline