Lihat ke Halaman Asli

Ina Widyaningsih

Staf TU SMPN 3 Pasawahan

Lebaran Yang Kan Menjadi Kenangan

Diperbarui: 25 Mei 2020   08:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langit pagi di hari kedua lebaran tahun ini

Mengapa kita harus selalu bersyukur?

Pagi ini saat kujemur pakaian, kulihat langit begitu indah setelah semalam hujan mengguyur bumiku. Alhamdulillah masih bisa kuhirup udara pagi yang segar dengan keadaan sehat walafiat tak kurang satu apapun.

Sungguh tidaklah pantas jika terus menggerutu dengan semua keadaan ini, sementara masih banyak karunia Alloh yang masih bisa kunikmati. Mengapa harus menyesal karena baju lebaran tak bisa terbeli?

Banyak sangat yang dikeluhkan untuk lebaran tahun ini, dan itu sungguh terasa sulit dan berat untuk dilalui. Jauh sekali dengan lebaran tahun yang lalu, sungguh pilunya rasa di hati.

Wabah covid-19 sungguh dahsyat merajam negri ini. Pandemi ini terasa sangat kejam menusuk banyak aspek kehidupan. Akibatnya sangat banyak terdampak di sana sini. Entah berapa korban yang terkena sang corona, bahkan korban lain pun berjatuhan tumbang karena terganggu segi ekonomi.

Sungguh kita sedang diuji oleh Sang Maha Kuasa. Sampai dimanakah keimanan kita akan terus berpegang teguh pada satu keyakinan bahwa hidup semuanya telah ada Sang Pengatur. Sebagai hamba-Nya tak perlu bersusah payah hanya cukup menjalaninya dengan tawakkaltu illallah.

Sejak ramadhan datang kita diuji dengan menahan segala hawa nafsu dalam keadaan pandemi yang sangat mengerikan. Banyak kita melihat mereka yang kesulitan mencari sesuap nasi, harus menjalani hidup dengan perjuangan yang sangat keras dan menyedihkan. 

Saat kulihat diri sendiri, menangislah hati ini yang sungguh fakir dengan sebuah keyakinan. Rasa ketakutan yang selama ini kupendam adalah sebuah rasa keraguan atas kuasa Illahi Rabbi. Sungguh kini kusadari jika makna hidup yang sebenarnya adalah bagaimana kita menjalaninya dengan bersyukur.

Kesulitan ini belum seberapa jika dibandingkan dengan mereka yang hanya tidur di pinggiran jalan, di emperan toko, bahkan di kolong jembatan. Aku masih bisa tidur dengan nyaman di atas kasur walau itu rumah orang tua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline