Lihat ke Halaman Asli

Ina Widyaningsih

Staf TU SMPN 3 Pasawahan

Di Ujung Penantian (Dilema Musim Hujan)

Diperbarui: 4 Januari 2020   19:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat kemarau yang lalu hujan adalah sesuatu yang sangat dirindukan oleh siapa pun. Penantian yang terasa begitu panjang akhirnya berakhir dengan hadirnya sang hujan. 

Bahagia adalah rasa yang pertama kita rasakan ketika hujan turun membasahi bumi. Tanah yang gersang dan berdebu pun lenyap oleh siraman air hujan. Dedaunan pun kembali segar dan hijau. Sawah tak lagi kekeringan hingga para petani pun merasa gembira.

Irama hujan sungguh menyenangkan bagi kalangan remaja yang sedang jatuh cinta. Hawa dinginnya menjadi penghantar tidur yang melelapkan tidak seperti saat musim kemarau yang selalu kegerahan di setiap waktu. Namun semua kembali kepada kita sebagai manusia, apakah kita mampu bersikap bijak dan mensyukuri apa yang diberikan Tuhan bagi kita?

Kapasitas hujan yang sering turun sekarang ini telah menimbulkan sebuah dilema yaitu banjir dimana-mana. Lantas siapa yang seharusnya bertanggung jawab untuk menanggulangi banjir ini. Berdasarkan informasi yang langsung saya peroleh dari Lurah Nagrikaler - Purwakarta, Bpk. Dede Iskandar, beliau telah melaksanakan giat di wilayahnya pada saat turun hujan siang tadi, hari jum'at, 27 Desember 2019, bahwa di beberapa titik permasalahan banjir terjadi akibat  saluran air yang tidak normal. Mulai dari Koncara hingga ke Purwamekar, saluran air tersumbat sehingga air pun tumpah ke jalan dan merendam rumah warga. 

Debit air yang cukup banyak tidak dapat tertampung oleh saluran tersebut yang kecil dan tersumbat karena telah mengalami pendangkalan. Begitu juga pada daerah lainnya seperti di Gang Mawar, Flamboyan dan Panorama pun mengalami permasalahan yang sama. 

Di sinilah harus segera diadakan normalisasi saluran air atau drainase pada lingkungan sekitar wilayah nagrikaler, demikian Bpk. Dede Iskandar menjelaskan. Beliau pun menegaskan bahwa hal ini bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja melainkan juga sebagai tanggung jawab warga sekitarnya. 

Peran penting warga di sini adalah kesadaran dalam membuang sampah agar pada tempatnya (tidak membuang sampah pada selokan/saluran air) dan rajin membersihkan saluran air di sekitarnya. 

Jika kesadaran tersebut dapat dilaksanakan oleh setiap warga maka permasalahan banjir tidak akan terlalu berat. Pemerintah pun harus menyediakan dana untuk kegiatan normalisasi saluran air yang sudah tidak normal tersebut, kembali Lurah Nagrikaler - Purwakarta menegaskan dalam penjelasannya.

Untuk itu marilah kita bersama-sama bergandengan tangan, bergerak dan bekerja sama dalam mencegah serta menanggulangi masalah banjir ini. 

Tak perlu kita saling menyalahkan, manusia yang bijak adalah tentunya manusia yang pandai bersyukur. Dimana pun kita tinggal sudah seharusnya menjaga lingkungan kita dengan semestinya. Menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan merupakan salah satu sikap bersyukur kita terhadap Sang Pencipta. 

Lingkungan bersih lingkungan sehat.
Buanglah sampah pada tempatnya, agar tidak banjir saat hujan tiba.
Kebersihan sebagian dari iman.
Marilah kita bersama-sama menjaga lingkungan.
Agar penantian saat kemarau tidak menjadi dilema di musim hujan.

Purwakarta, 27 Desember 2019




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline