Lihat ke Halaman Asli

Sandal Tidur Unik dari Koran Bekas

Diperbarui: 29 Mei 2024   20:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Inovasi yang Menginspirasi

Di era yang semakin peduli dengan lingkungan, inovasi-inovasi yang berbasis pada penggunaan limbah kertas koran bekas telah menjadi sangat populer. Salah satu contoh yang menarik adalah sandal tidur yang dibuat dari koran bekas.

Mengapa Kertas Koran Bekas?

Kertas koran bekas, dalam bahasa Jawa disebut "Dluwang," adalah bahan yang mudah rusak dan tidak tahan air. Namun, dengan kreativitas dan ilmu, kertas koran ini dapat diolah menjadi berbagai produk sehari-hari. Salah satu contohnya adalah sandal. Alas kaki ini biasanya terbuat dari bahan baku busa, karet, atau kulit, namun oleh lima sekawan ini dibuat dari bahan yang sangat unik: kertas bekas.


Cara Membuat Sandal dari Koran Bekas

Membuat sandal dari koran bekas tidaklah sulit. Pertama, kertas koran bekas dihancurkan menjadi gulungan-gulungan yang kemudian di-anyam menjadi berbagai bentuk. Sandal ini begitu unik karena terbuat dari gulungan kertas. Dari berbagai gulungan kertas yang ada, terbentuklah berbagai sandal lucu dengan variasi ukuran mulai dari anak-anak hingga dewasa.


Pelapis untuk Tahan Air

Tidak takut hancur jika terkena air? Awalnya, saya juga ragu apakah sandal ini bisa tahan lama. Ternyata, setelah dipraktekkan langsung dengan disemprot air, sandal ini ternyata sudah melalui lapisanan yang kuat. Produk ini dipastikan kuat dan tahan air karena adanya dua lapisan luarnya. Pertama dilapisi dengan lem kayu untuk memperkuat serta lapisan vernis untuk mengkilapkan serta mencegah udara masuk ke dalam pori-pori kertas.


"Sandal tidur dari koran bekas adalah contoh inovasi yang menginspirasi. Dengan menggunakan kertas koran bekas sebagai bahan baku, produk-produk yang berguna dan unik dapat dibuat. Selain itu, pemanfaatan koran bekas juga dapat membantu mengurangi limbah dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan limbah."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline