Lihat ke Halaman Asli

Puji Raja Bagus Kausar

NOC Administrator

Opini: Diperlukannya Sistem Penunjang Keputusan (SPK) di Setiap Daerah Terutama yang Memiliki Potensi Banjir yang Tinggi

Diperbarui: 9 Oktober 2022   18:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Bencana Banjir Sumber :https://www.pexels.com/photo/flooded-small-village-with-residential-houses-6471927/

Banjir merupakan fenomerna alam yang kerap kita hadapi terutama dinegara tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi meskipun dalam kasusnya yang sering berdampak adalah kerugian harta benda tapi tidak jarang sampai menghilangkan nyawa manusia. Penyebab utama dari banjir adalah faktor lingkungan, curah hujan, aktivitas manusia .

Banjir yang melanda merupakan sebuah hal logis yang terjadi dibeberapa wilayah Indonesia karena negara ini berada didaerah tropis  dengan curah hujan yang sangat besar. Sehingga banjir merupakan bencana terbesar yang menempati urutan pertama. Beberapa daerah diIndonesia yang berpotensi bercurah hujan tinggi perlu tambahan penanganan ekstra seperti yang dilansir pada halaman website BMKG

Curah hujan normal Indonesia pada periode 1991-2020, wilayah Indonesia memiliki 699ZOM (Zona Musim) yang terbagi lagi menjadi 3 bagian yaitu :

1.Zom Monsual, adalah pola hujan tahunan dengan dua periode yaitu satu periode tertinggi dan satunya periode terendah
2.Zom Ekuatorial, adalah pola hujan tahunan dengan dua periode tertinggi (puncak)
3.Zom Lokal, adalah pola hujan tahunan yang berbeda dengan Zom Monsual dan Zom Ekuatorial

Sistem Early Warning Sistem (EWS) yang pernah berjalan di Ibu Kota Jakarta sudah tidak digunakan lagi dan diperlukan mitigasi yang lebih efisien .

Perlu dibuatnya sebuah Sistem Penunjang Keputusan (SPK) dalam penanganan banjir sehingga penanganan yang tepat akan menghasilkan hasil yang efisien dan optimal untuk menekan kerugian harta benda dan juga nyawa manusia. Baik itu wilayah yang sering terdampak banjir ataupun yang tidak memiliki resiko banjir perlu dipantau secara seksama .

Referensi :

Radjab, Rizky Ananda. Sistem Pendukung Keputusan Klasifikasi Tingkat Kerawanan Banjir Wilayah Kabupaten Bantul Menggunakan Metode Promethee. Diss. Universitas Gadjah Mada, 2021.

Yuliantika, Suci, and Dwiani Listya Kartika. "Implementasi Metode Fuzzy Mamdani sebagai Deteksi Awal Banjir Lokal di Bendung Gerak Serayu." Square: Journal of Mathematics and Mathematics Education 4.1 (2022): 17-25.

Ary, Maxsi. "Aplikasi Prediksi Banjir Metode Fuzzy Logic, Hasil Algoritma SPADE dan Algoritma PSO." Konferensi Nasional Ilmu Sosial dan Teknologi 1.1 (2017).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline