Lihat ke Halaman Asli

Puji Rahayu

Mahasiswa

Menumbuhkan Minat Baca Anak melalui Sastra Tradisional, Menjaga Warisan Budaya dan Membentuk Generasi Literasi

Diperbarui: 2 Desember 2024   13:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar Ilustrsi menulis dan membaca anak/ (Sumber foto: Pinterest/Cara Gambar)

Menumbuhkan Minat Baca Anak melalui Sastra Tradisional: Menjaga Warisan Budaya dan Membentuk Generasi Literasi

Minat baca pada anak merupakan salah satu aspek penting dalam pengembangan kecerdasan dan karakter. Di tengah gempuran teknologi digital, memperkenalkan sastra tradisional dapat menjadi cara efektif untuk membangun minat baca sambil memperkuat identitas budaya. 

Sastra tradisional, yang meliputi cerita rakyat, dongeng, legenda, dan fabel, tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga memuat nilai-nilai moral dan sejarah yang berharga bagi generasi muda. Menumbuhkan minat baca pada anak merupakan langkah penting dalam membentuk generasi yang berpengetahuan dan berkarakter. 

Salah satu metode efektif untuk mencapai hal ini adalah melalui pengenalan sastra tradisional. Sastra tradisional mencakup cerita rakyat, dongeng, legenda, dan mitos yang diwariskan secara turun-temurun dalam budaya kita. Pengenalan sastra tradisional kepada anak-anak tidak hanya memperkaya kosa kata mereka, tetapi juga menanamkan nilai-nilai moral dan budaya yang penting. 

Menurut sebuah artikel di Kompasiana, membaca sastra dapat membantu anak-anak memperluas kosa kata mereka dan meningkatkan minat baca serta keterampilan literasi mereka. Selain itu, pengenalan sastra tradisional dapat meningkatkan kemampuan sosial-emosional anak. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan sastra tradisional dapat meningkatkan kemampuan sosial-emosional anak kelompok B di TK Kreativa.

Mengapa Sastra Tradisional Penting?

1. Membangun Karakter Anak

Sastra tradisional mengandung pesan moral yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. Cerita rakyat seperti Si Kancil Mencuri Timun atau legenda Malin Kundang mengajarkan nilai-nilai kejujuran, tanggung jawab, dan kasih sayang pada orang tua. Anak-anak yang memahami nilai-nilai ini melalui cerita cenderung memiliki karakter yang lebih kuat. 

Menurut penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Pendidikan Karakter, sastra tradisional efektif dalam menanamkan nilai moral pada siswa sekolah dasar, terutama dalam konteks pendidikan karakter di Indonesia. Cerita rakyat yang digunakan dalam pembelajaran mampu memberikan pemahaman nilai-nilai moral melalui tokohtokoh yang relevan bagi anak-anak. Anak-anak cenderung meniru karakter yang mereka kagumi, sehingga memperkuat pembentukan karakter sejak dini.

2. Meningkatkan Keterampilan Literasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline