Lihat ke Halaman Asli

Cinta Tidak Dapat Diciptakan dan Tidak Dapat Dimusnahkan

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kata fisika sih, setiap sistem fisik mengandung/menyimpan sejumlah energi. Kata biologi kita ini sebuah sistem dari sel-sel hidup yang ada di dalam tubuh. Sekarang aku memang menyimpan energi itu. Masih menyimpan. Dan akan selalu tersimpan dengan manis. Energi yang tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Energi yang orang sering bilang dengan cinta.

Kau ingin energi itu dimusnahkan. Sepertinya hukum kekekalan energi membantah mentah-mentah postulatmu. Energi yang kemarin kita jalin dalam suatu ikatan itu adalah sebuah anugerah yang tak terelakkan. Pemberian itu sepatutnya menjadikan kita bersyukur telah diberi keindahan mengelola energi. Satu hal yang perlu kita lakukan adalah mentransformasikan energi tersebut dalam bentuk lain. Karena energi lagi-lagi tidak dapat dimusnahkan.

Saat bertemu, kita sudah seperti air. Kau mengalirakan energi itu ke muaraku. Begitupun aku. Aku mengalirkannya padamu. Saat menjalin ikatan ini, kita seperti angin, energi yang timbul akibat perbedaan tekanan udara di sekitarnya. Dan perlu kita ketahui, sepertinya kita pun sampai menganut sifat angin, ketika dipanaskan akan memuai/menjarak, dan saat dingin akan merapat/membeku.

Partikel-partikel yang saya ataupun kamu tinggalkan sudah membentuk menjadi sebuah atom kenangan. Seindah atau seburuk apapun, partikel ini sudah membentuk ikatan yang kuat. Kita hanya menikmatinya saja. Sehingga musnah itu hanya ada di pikiran.

Dengan atom yang telah kita bentuk ini. Ku ingin bukan bagaimana caranya memisahkan partikel-partikel itu. Aku ingin mengajak kau untuk memahami kondisi. Kita jadikan atom ini untuk memenuhi massa untuk sebuah matahari. Sehingga kita akan tetap dapat berpijar bersama. Membuat kehidupan kita terus hangat, membuat angin dan air kita untuk tetap bersirkulasi. Dan taman indah hati kita bisa tetap befotosintesis.

Aku ingin bersamamu mengagumi keindahan energi ini. Ketika yang terpisah hanya raga. Aku membawamu dalam ruang jiwa.

PujiPrabowo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline