Lihat ke Halaman Asli

Potret Pendidikan Masa Kini

Diperbarui: 18 Juni 2015   02:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pendidikan merupakan hal yang tidak lepas dari kehidupan kita sehari-hari. Tidak hanya didapat di sekolah saja, pendidikan juga bisa kita dapatkan di lingkungan kita, seperti di lingkungan keluarga. Keluarga adalah salah satu lembaga yang berperan dalam pendidikan karakter pada anak, disamping itu sekolah juga berperan dalam pendidikan karakter moral.
Namun pada kenyataannya sekolah-sekolah yang ada di Indonesia lebih mengedepankan pendidikan akademik ketimbang pendidikan karakter dan moral. Inilah yang menjadi pekerjaan rumah untuk pemerintah bagaimana menciptakan generasi yang tidak hanya unggul dibidang akademik, tetapi juga berkarakter dan bermoral.
Negeri ini tidak hanya butuh generasi yang cerdas dan berintelektual, tetapi juga berkarakter dan bermoral. Jika pemerintah tidak mengubah pola pendidikan negeri ini, bisa pastikan negeri ini akan mengalami krisis karakter dan moral.
Belakangan ini kita sudah banyak menyaksikan berita yang menghobohkan dunia pendidikan kita. Mulai dari tindakan asusila, kekerasan hingga pembunuhan. Semua itu dilakukan oleh orang dilingkungan pendidikan itu sendiri, mulai dari guru hingga peserta didik.
Bukan hanya itu saja, sampai saat ini pendidikan Indonesia belum merata sampai ke pelosok, banyak saudara-saudara kita, adik-adik kita yang harus menempuh jarak berkilo-kilo untuk bersekolah, bahkan mereka harus melewati rute yang bisa dibilang ekstrem. Bagaimana dengan kita disini yang mudah untuk mengakses pendidikan, tidakkah kita malu dengan saudara-saudara kita diliuar sana jika kita bermalas-malasan? Jawabannya ada pada diri kita sendiri.
Pemerintah sudah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satunya adalah dengan kurikulum 2013. Namun, hal ini banyak menuai pro dan kontra. Banyak siswa yang mengeluh dengan adanya kurikulum baru ini, salah satu yang dikeluhkan adalah ditambahnya jam belajar disekolah yang menyebabkan siswa pulang lebih sore dan ternyata Indonesia juga salah satu Negara yang memiliki jam belajar terlama, yaitu sekitar 8 jam perhari. Sedangkan di negara-negara maju saja tidak selama itu. Tidak heran jika banyak anak yang  mengeluh dan merasa jenuh, sehingga kinerja mereka dalam belajar pun tidak maksimal.
Selain itu ada juga mata pelajaran yang dihilangkan dalam kurikulum 2013 ini, yaitu TIK. Alasan pemerintah menghilangkannya yaitu karena anak-anak dibawah umur pun sudah melek internet, memang benar dizaman sekarang ini banyak anak yang sudah mengenal internet lebih awal, namun orang tua tidak boleh lengah dalam hal ini, jangan sampai internet disalah gunakan. Lalu  bagaimana dengan anak-anak dipelosok sana? Apakah mereka sudah melek internet seperti anak-anak dikota besar?
Inilah tugas pemerintah dalam pemerataan pembangunan, khususnya dibidang teknologi, informasi, dan komunikasi. Jika hal ini tidak dilakukan, bukan tidak mungkin anak-anak di pelosok sana akan tertinggal dengan anak-anak dikota besar, terutama dibidang IPTEK. Bukankah salah satu tujuan bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa? Tapi bukan sekadar cerdas, berkarakter dan bermoral juga diperlukan untuk membangun negeri ini.
Berapa banyak penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di lingkungan pendidikan, mulai dari tindak asusila, penganiayaan, tawuran antar pelajar, hingga narkoba. Apakah itu semua karakter seorang pelajar? Apakah itu semua moral seorang pelajar? Inilah tugas kita semua bukan hanya pemerintah, sebagai pelajar pun kita harus sadar diri bahwa tujuan kite mengenyam pendidikan bukan hanya untuk menjadi orang yang berilmu, tetapi juga yang berkarakter dan bermoral.
Sekali lagi kita harus menyadari bahwa sekolah bukan hanya tempat untuk menimba ilmu, tapi juga tempat untuk mendidik karakter dan moral anak bangsa. Pemerintah dan para pendidik harus menyadari hal itu agar mutu generasi penerus bangsa dapat lebih berkualitas. Dan yang terpenting adalah penanaman karakter dan moral pada anak harus dilakukan sejak dini, yaitu dilingkungan keluarga, karena keluarga merupakan salah satu pranata pendidikan.
Saya percaya ppendidikan di Indonesia dapat lebih maju dan lebih baik jika kita mau sadar dan bergerak. Kalau bukan kita siapa lagi?

HIDUP PENDIDIKAN INDONESIA!!! HIDUP RAKYAT INDONESIA!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline