Lihat ke Halaman Asli

puji handoko

laki-laki tulen

BBM Satu Harga Penyelamat Kantong Rakyat Kecil

Diperbarui: 1 Oktober 2020   19:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto dok. Pertamina

Di daerah terpencil, persoalan tingginya harga BBM disebabkan terlalu panjangnya rantai perdagangan. BBM dari SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) dijual dengan harga 50% lebih mahal oleh pengecer. Akibatnya, masyarakat harus mengeluarkan ongkos jauh lebih besar dari yang seharusnya. Untuk mereka yang sering melakukan mobilitas, itu tentu sangat memberatkan.

Kondisi wilayah yang sulit dijangkau membuat pendirian SPBU tidak bisa dilakukan. Oleh sebab itu, masyarakat tidak bisa menikmati energi yang murah dan berkeadilan. Mereka hanya bisa pasrah menerima nasib.

Proses agar SPBU bisa didirikan di daerah terpencil terus diupayakan. Dibutuhkan sinergi dengan instansi terkait, terutama pemerintah daerah, agar akses untuk mempermudah suplai ke SPBU itu diwujudkan lebih dulu. Sebagai contoh sukses, Pertamina melalui Marketing Operation Region (MOR) II Sumbagsel, meresmikan 3 SPBU BBM Satu Harga di Lampung Barat. Lokasinya ada di Kecamatan Pagar Dewa, Kecamatan Kebun Tebu, dan Kecamatan Air Hitam.

Sebagai informasi, saat ini ada 7 titik SPBU BBM Satu Harga beroperasi di Sumbagsel, sebarannya meliputi Kabupaten Musi Banyuasin, Bengkulu Utara, Lampung Barat, dan Musi Rawas Utara. Empat titik BBM Satu Harga eksisting sejak 2018, dan tiga titik baru saja diresmikan. Semakin bertambahnya SPBU BBM Satu Harga itu pada akhirnya akan membantu mengurangi pengeluaran masyarakat sekitar.

"Kami berharap dengan BBM Satu Harga ini, tidak sekadar memberikan keseragaman harga BBM di masyarakat tetapi juga memberikan kemudahan akses BBM bagi warga di wilayah 3T, Tertinggal, Terdepan dan Terluar sehingga mendorong kemajuan ekonomi masyarakat," kata Region Manager Communication, Relations & CSR Sumbagsel, Dewi Sri Utami, sebagaimana dikutip dari Pertamina.com, 29 September 2020.

Dengan berdirinya SPBU BBM Satu harga itu, masyarakat sekitar langsung merasakan dampaknya. Andang contohnya, ia adalah seorang pengepul kopi. Sekarang pria berusia 54 tahun itu membeli Premium seharga Rp6.450 per liter di SPBU BBM Satu Harga, Kecamatan Pagar Dewa, Kabupaten Lampung Barat. Ia merasakan betul penghematan yang bisa dia lakukan.

"Saya berterima kasih pada Pertamina, karena ada SPBU Satu Harga ini selisih harga lumayan banyak, bisa buat tambah-tambah biaya lainnya. Sebelum ada SPBU ini, saya beli Premium Rp10 ribu per liter di pengecer," kata Andang.

Sebelumnya, Andang terpaksa beli di pengecer, karena untuk pergi ke SPBU ia harus menempuh perjalanan jauh sekitar 40 km. Jauhnya jarak itulah yang menyebabkan para pengecer mematok harga cukup tinggi untuk mengganti biaya operasional mereka. Akibatnya, orang-orang seperti Andang harus membayar BBM dengan lebih mahal.

Warga Pagar Dewa sekarang juga bisa membeli Solar seharga Rp 5.150 per liter di SPBU Satu Harga itu. Begitu juga dengan produk Pertamina lainnya, seperti Pertamax dan Bright Gas yang dibeli dengan harga yang sama dengan di SPBU yang lain. Mereka yang memiliki usaha kecil tentu sangat terbantu dengan harga BBM yang lebih murah itu.

Kehadiran SPBU BBM Satu Harga sebagai wujud keadilan sosial bagi masyarakat di daerah pelosok, untuk mendapatkan akses energi dengan harga yang sama di wilayah lainnya. Inilah wujud dari energi yang berkeadilan sesungguhnya. Rakyat kecil tidak dibeda-bedakan karena faktor lingkungan tempat mereka tinggal. Pemerintah dan pemasok energi seperti Pertamina yang mencarikan jalan keluarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline