Patah hati bikin mewek. Enggak cowok enggak cewek. Lelehan air matanya memang tak sederas tangisan. Tapi air mata yang keluar saat sesenggukan sungguh mengharukan. Tak tahan rasanya untuk memeluknya guna menenangkan hatinya.
Bagaimana tidak terharu, anakku tiba-tiba mendatangiku sambil memanggil-manggil ibu, ibu dengan suara lirih seperti orang yang sedang kebingungan. Melihat dia seperti itu aku ajak duduk dan kupegang tangannya.
"Ada apa?" Tanyaku
"Ibu, ibu, ibu, cewekku mutusin." Jawabnya sambil menghapus ingus yang keluar karena menangis.
"Kamu putus?" Tanyaku
"Iya, tapi sepihak, cewekku mutusin kemarin ." Jawabnya
"Oh, jadi itu sebabnya, kamu enggak mau diajak ibu berenang barusan?" Tanyaku lagi.
"Iya, aku males kemana-mana." Jawabnya
"Kenapa putus? Sebabnya apa?" Tanyaku lagi
"Ada deh bu, aku enggak mau cerita." Jawabnya. Cuma kenapa rasanya kaya sepi banget. Aku jadi malas ngapa-ngapain.
Mendengar penjelasannya, pahamlah kiranya ternyata anakku baru putus cinta. Merasa patah hati dan kesepian.