Menyesal? Sering kita rasakan. Ketika harapan tak tercapai. Ketika salah telah diperbuat. Ketika khilaf tak dihindari. Ada kalanya kita menyesali. Menyesali yang telah terjadi. Menyesali hal yang tak mungkin lagi kita ubah. Menyesali hal yang menimbulkan luka di hati. Hati sendiri dan banyak juga hati-hati yang lain. Ikut terluka dengan apa yang kita kata. Ikut bersedih dengan apa yang kita rasa perih. Ikut berduka dengan apa yang tak kita suka.
Maaf sering kali menjadi kata yang tak terucap. Tersimpan dalam sudut hati terdalam. Maaf seringkali menjadi senjata terahir kita untuk mengurai luka. Maaf acapkali menjadi pengobat batin yang merasa berduka. Maaf juga mendekatkan dua hati yang saling menjauh. Maaf juga bisa menyambungkan silaturahmi yang terputus.
Penyesalan dan permohonan maaf. Dua kata yang sering berdekatan. Dua kata yang saling berkaitan. Dua kata yang saling beriringan.
Ketika kita menyesali sesuatu yang pernah kita katakan. Ketika kita pernah menyesali hal yang pernah dilakukan. Ketika kita pernah berperilaku yang tak sesuai dengan ajaran dan keyakinan. Ketika kita merasa berbuat salah. Ketika kita pernah merasa khilaf dan lupa sehingga tergelincir dalam perbuatan dosa. Saat itu kita merasa menyesal dan kita ingin meminta maaf dan pengampunan.
Mohon maaf atas semua salah, membuat penyesalan yang tadinya menyesakkan dada bisa berkurang. Mohon ampun atas dosa yang dilakukan, dapat membuat hati kita bersih kembali, jiwa kita tenang dan batin kita lega. Tumpukan rasa yang memenuhi rongga dada mampu terbang hingga entah di mana, dan kita tak lagi menemukan jejaknya. Maaf yang diberikan dan ampunan yang dianugerahkan membuat kita putih bersih dari noda hitam kesalahan.
Namun kita jangan melupakan apa yang pernah dilakukan. Melupakan dan hilang begitu saja, dapat membuat hati kita mati. Kesalahan itu bisa terulang kembali. Ketika kita sudah menyesali, mohon maaf dan ampunan, berjanji tidak akan mengulangi lagi. Saat itulah insyaallah kebersihan hati kita dapatkan.
Ini yang harus kita jaga selalu. Batin sudah merasa damai. Hati sudah merasa tenang. Kehidupan telah berjalan normal kembali. Kita harus tetap waspada dengan perkataan, perbuatan, tingkah laku, sikap dan tindak tanduk. Jangan lagi terjebak dalam perkataan dan perbuatan yang melanggar etika, norma, sopan santun, budaya, peraturan dan ajaran Agama. Waspada selalu dari perbuatan dosa.
Manusia diciptakan tidak luput dari dosa, kecuali mereka yang oleh Allah dijaga dari perbuatan tersebut. Secara umum semua manusia punya sifat lupa, khilaf dan dapat tergelincir dalam perbuatan dosa tersebut. Pengampunan Allah sangat luas bagi hambanya yang menyesali dan mohon pengampunan. Hati manusia yang paling keras sekalipun, kalau kita mau berupaya memohon maaf dapat termaafkan juga. Namun barangkali perlu upaya yang lebih keras lagi.
Yang terbaik barangkali adalah kita mencegah daripada mengobati. Kita berupaya untuk tidak menyakiti. Kita berupaya mencegah dari perbuatan dosa lagi dan lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H