Lihat ke Halaman Asli

Puji Hastuti

TERVERIFIKASI

DOSEN POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

Anakku ABG

Diperbarui: 11 Oktober 2018   14:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dua orang anakku saat ini sudah duduk di bangku aliyah. Yang pertama kelas 3 Aliyah, yang kedua kelas 1 Aliyah. Kedua anakku tinggal di asrama sekolahnya masing-masing. 

Walau tinggal di asrama bukan tidak mungkin kalau mereka juga bergaul dengan di luar asrama. Nyatanya anak-anakku tetap kenal dan bergaul dengan teman-teman dari sekolah lain. Melalui media sosial, melalui kegiatan yang diikuti dan lain-lain.

Mempunyai anak menginjak remaja memang menimbulkan kecemasan tersendiri. Mendampingi mereka menapaki kehidupan  dan mencari bekal untuk kehidupannya kelak di kemudian hari, bukan pekerjaan yang mudah. 

Namun aku yakin anak-anakku akan melampui itu semua. Mereka akan dapat melewatinya dengan baik. Keyakinan itu aku butuhkan agar aku dapat memberikan kepercayaan kepada mereka. Walau mereka tidak setiap hari aku dampingi, walau mereka kehidupan sehari-harinya ada di asrama sekolah, namun nilai-nilai yang kami tanamkan, nilai-nilai yang mereka terima dari sekolah dan teman-teman di lingkungan sehari-harinya adalah nilai-nilai yang baik.

Bagaimana mungkin sebagai orang tua kita tidak merasa cemas dengan situasi dan kondisi seperti sekarang ini? 

Berita tentang kekerasan, pelecehan seksual, pemerkosaan, pemakaian narkoba, obat-obatan, minum-minuman keras hampir setiap hari kita dengar dan kita lihat. kalau diikuti, ditonton terus  bisa jadi akan menimbulkan kecemasan dan stres tersendiri.

Kita memang bisa mengambil hikmah dari kejadian-kejadian tersebut, namun kalau kita dicekoki dengan berita-berita semacam itu terus tentu akan menimbulkan rasa tidak nyaman. kalau kita dibuat cemas dengan berita-berita yang terjadi pada anak-anak lain di luar sana, kecemasan terhadap situasi dan kondisi anak sendiri pasti akan meningkat.

Untuk itu dibutuhkan kebijakan tersendiri. Bijak untuk menyaring, menfilter, tontotan yang kita lihat. Sejenak mengasingkan diri dari berita-berita semacam itu perlu kita lakukan. Itu semua demi ketenangan jiwa kita sendiri.

Apabila jiwa kita tenang, maka pikiran kita terhadap anak-anak kita juga tenang. Kita tidak akan khawatir anak-anak kita akan berbuat demikian dan demikian. Mereka akan berperilaku begini dan begitu. 

Yang terpenting untuk bisa menghantarkan anak-anak kita ke jenjang kehidupan yang lebih baik adalah yakinkan diri bahwa anak-anak kita bukanlah imitasi diri kita. Mereka punya kehidupan terse ndiri. Tugas kita adalah menunjukan dan mengarahkan pada hal-hal yang baik. Biarkan mereka memilih  apa yang sesuai dengan kepribadian dan karakternya masing-masing. 

Jangan paksakan anak-anak kita untuk mengikuti kemauan orang tuanya. Jangan kekang kreativitas mereka. Biarkan mereka berkembang dengan kepribadian dan karakternya masing-masing. Namun kebebasan tersebut juga bukan kebebasan yang vulgar. Bukan kebebasan yang tanpa tanggung jawab. Berikan batasan agar mereka mengikuti nilai-nilai kebenaran. Kebenaran dari agama, nilai sosial dan hukum negara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline