Lihat ke Halaman Asli

Koneksi Antar Materi Modul 3.3 (Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Pada Murid)

Diperbarui: 7 Juni 2023   06:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3/Dokpri

NAMA           : PUJI ASTUTI

KELAS          : 134 B A7 TRENGGALEK

  • Pemikiran Reflektif terkait Pengalaman Belajar
  • Pengalaman
  • Melalui Modul 3.3 saya memahami bahwa dalam menyusun dan melaksanakan suatu program baik intrakurikuler, ekstrakurikuler dan kokurikuler sekolah, hendaknya murid dilibatkan. Pelibatan murid meliputi pemenuhan kebutuah murid dalam bentuk suara, pilihan dan kepemilikan. Melaui pelibatan murid, kita sudah mengajarkan dan melatih mereka untuk menajdi pemimpin dan bertanggung jawab terhadap pilihannya. Pelibatan murid ini merupakan suatu upaya dalam rangka memberikan program yang memiliki dampak positif bagi murid.

  • Perasaan
  • Saya merasa bahagia dan bersyukur. Melalui modul ini saya belajar banyaj hal, saya mendapat materi dan pengalaman baru yang membuka pikiran saya, bahwa seorang guru harus mampu memberikan aktivitas yang berdampak positif, yaitu memberikan kesempatan kepada murid untuk memiliki student agency/kepemimpinan murid. Saya menjadi tertantang untuk menyusun program dengan memanfaatkan aset yang ada semaksimal mungkin, sebagai upaya saya untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa.

  • Hal Baik yang sudah saya lakukan
  • Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, selama ini saya sudah melaksanakan kegiatan yang menumbuhkembangkan Kepemimpinan Murid, meskipun pelaksanaannya belum maksimal. Hal yang sudah saya lakukan, memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengatur ruang kelas sesuai keinginan mereka, mendengarkan setiap pendapat dari siswa, meminta siswa menentukan sendiri batas akhir mengumpulkan tugas, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menentukan pembelajaran yang mereka inginkan.

  • Hal yang perlu diperbaiki
  • Selama ini hal yang masih perlu saya tingkatkan yaitu, dalam menyusun sebuah program hendaknya memanfaatkan seluruh aset yang ada di sekolah. Selama ini saya hanya fokus pada beberapa aet saja, misalnya siswa, ruang kelas, halaman dan perpustakaan, padahal saya bisa mengajak rekan sejawat berkolaborasi, bahkan mengajak siswa kelas lain untuk saling berbagai, sehingga selain menambah pengalaman siswa juga akan meningkatkan student agency dan interaksi sosial siswa.

  • Impikasi terhadap Kompetensi Diri
  • Melalui Modul 3.3 saya menjadi yakin bahwa setiap program yang kita rancang harus bertujuan memberikan dampak positif bagi siswa, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Program bisa dimulai dari hal-hal kecil yang ada di sekitar siswa, ataupun lebih memaksimalkan apa yang sudah ada, dengan melibatkan seluruh aset yang ada di sekolah. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, kita harus bisa menciptkan lingkungan belajar yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, dengan melibatkan murid dalam setiap program, untuk itu kita harus senantiasa mendorong siswa untuk mengeluarkan suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam setiap kegiatan, kita harus bisa memberikan ruang, motivasi dan kesempatan kepada siswa untuk 3 hal ini.
  • Analisis untuk Implementasi
  • Pertanyaan Kritis terkait konsep materi
  • Program kegiatan seperti apa yang mampu menumbuh kembangkan kepimimpinan murid (voice, choice, dan ownership) yang menarik dan menantang bagi siswa, dan bisa dilaksanakan di sekolah sesuai dengan aset yang ada?

  • Insight Baru
  • Guru harus bisa merancang program kegiatan yang berdampak positif bagi siswa dengan memanfaatkan aset yang ada disekolah. Program yang dipilih harus melibatkan anggota komunitas, memberikan manfaat dan dampak baik jangka pendek maupun jangka panjang, dan merupakan salah satu kegiatan mewujudkan visi sekolah.

  • Tantangan
  • Pola pikir yang berbeda, antara rekan sejawat dan wali murid.
  • Minat siswa yang kadang kurang tertarik dengan program yang disusun.
  • Kurang konsisten dalam melaksanakan program.
  • Terbatasanya waktu yang tersedia, karena adanya tugas lain (bagi guru)

  • Alternatif Solusi terhadap tantangan
  • Menyamakan pola pikir, melalui diskusi bersama, menganalisis manfaat dan mengidentifikasi kebutuhan untuk pelaksanaan program, sehingga akan terbentuk kolaborasi yang positif sesama guru.
  • Memberikan informasi kepada siswa dan wali murid manfaat program yang akan dilaksanakan, dengan menunjukkan video-video tentang manfaat program yang di rencanakan. Video ini diambil dari youtube, misalnya jika program yang kita susun sudah pernah diterapkan atau hamper sama dengan program di daerah lain.
  • Merancang program semanarik mungkin sesuai minat, bakat, dan kemauan siswa. Jika memungkinkan pelaksanaan program dikemas berbeda dengan pembelajaran di kelas, sehingga siswa akan tertarik.
  • Menyusun jadwal yang terorganisir serta menunjuk penanggung jawab setiap kegiatan.
  • Membagi tugas dengan rekan guru yang lainnya, sehingga kegiatan tetap berjalan karena adanya kerjasama dan pembagian tugas yang jelas.

  • Rencana Implementasi
  • Saya akan menerapkan kegiatan yang memberikan dampak positif pada murid, antara lain di kelas, menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, mengajak siswa menata layout kelas di awal tahun pelajaran, bersama siswa menyusun kesepakatan kelas, melakukan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih model pembelajaran dan target penyelesaian tugas. Memberikan kebebasan siswa dalam menyelesaikan tugas sesuai minat mereka, namun tetap memberikan bimbingan dan arahan.
  • Di luar kelas, merancang dan melaksanakan satu program yang berdampak pada siswa satu sekolah, yaitu Latihan Rutin Kepramukaan (LaRuPa). Melalui kegiatan ini akan melatih kemandirian dan interaksi sosial sesama siswa dalam menyelesaikan suatu masalah. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkreasi di luar tugas intrakurikuler. Sehingga siswa merasakan kepemilikan dalam menentukan beberapa kegiatan sesuai keinginan mereka.
  • Membuat Keterhubungan
  • Koneksi dengan Pengalaman Masa Lalu
  • Jika dulu ketika menyusun program, saya lebih fokus perencanaan biaya, kesiapan guru, dan keterlaksanaan program tanpa memikirkan bagaimana minat siswa terhadap program. Selain itu dulu, ketika menyusun suatu program lebih berorientasi pada pola pikir saya sendiri, bahwa siswa harus mengikuti sesuai dengan kehendak saya, tanpa saya memikirkan dampak dan manfaat program ini bagi siswa. Jika dulu dalam menata kelas, menyusun peraturan, memberikan tugas saya lebih dominan, ternyata hal tersebut kurang tepat karena fokus utama suatu program harus memberikan dampak positif bagi siswa.
  •  
  • Penerapan di masa mendatang.
  • Setelah mempekajari modul 3.3 ini, saya akan berupaya untuk menyusun dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang memberikan dampak positif bagi murid. Kegiatan ini, baik intrakurikuler, Kokurikuler dan ekstrakurikuler. Semampu saya, ketika dalam pembelajaran di kelas, saya akan menciptakan lingkungan belajar yang mampu menumbuhkembangkan jika kepemimpinan siswa (student agency), sehingga siswa bisa mimiliki suara, pilihan dan kepemilikan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam merancang dan melaksanakan program sekolah saya akan memanfaatkan semua aset yang ada di sekolah. Mengajak semua pihak untuk saling bekerjasama dan berkolaborasi. Menjalin komunikasi positif dengan pihak-pihak di luar sekolah, seperti komite sekolah, wali murid, tokoh masyarakat dan juga masyarakat sekitar sekolah.
  •  
  • Koneksi dengan Modul sebelumnya
  • Sesuai dengan Modul 1.1 filosofis KHD maka dalam mengelola program yang berdampak murid guru harus berperan sebagai penuntun kodrat anak, menjalankan sistem among dan memberikan kemerdekaan kepada murid untuk mencapai kebahagiaan dan keselamatan sebagai manusia dan anggota masyarakat.

  • Sesuai dengan modul 1.2 Nilai dan Peran Guru Penggerak, maka dalam merancang dan melaksanakan suatu program di sekolah, harus menunjukkan adanya nilai dan peran guru penggerak. Misalnya program harus berpihak pada murid, Guru Penggerak harus aktif secara mandiri dalam merencanakan suatu program, Guru harus selalu melakukan refleksi di setiap akhir kegiatan, untuk menentukan perbaikan di kegiatan berikutnya. Selain itu program yang disusun harus menunjukkan kreativitas dan inovasi dari guru itu sendiri. Untuk penerapa peran gur penggerak, dalam melaksanakan suatu program yang sudah disepakati Guru Penggerak harus mampu menjadi pemimpin pembelajaran, mampu mendorong terwujudnya wellbeing dalam ekosistem sekolah. Kemudian mampu menjadi coach bagi guru lain, ketika ada rekan sejawat yang belum memahami tentang program yang kita rencanakan, dilanjutkan mampu mendorong kolaborasi seluruh warga sekolah utamnya untuk turut berperan dalam keberhasilan program. Dan dengan melaksanakan suatu program yang berdampak positif bagi siswa maka peran pendidik untuk mewujudkan Kepemimpinan Murid bisa terlaksana.

  • Jika dikaitkan dengan Modul 1.3 Visi Guru Penggerak, maka program yang dirancang untuk siswa ini, harus merupakan salah satu program yang mendorong terwujudnya visi guru penggerak khususnya, dan visi sekolah pada umumnya.

  • Jika dikaitkan dengan Modul 1.4 Budaya Positif, maka program yang dirancang harus mengimplementasikan budaya-budaya positif yang selama ini sudah dilaksanakan di sekolah, sehingga kedepan dalam program yang dilaksanakan sudah mencakup satu kesatuan untuh dengan budaya positif sekolah.

  • Dengan Modul 2.1, Pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan murid, jika dihubungkan maka pelaksanaan program sekolah ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan guru dalam memenuhi kebutuhan murid yang beragam. Melalui suatu program maka, minat, potensi dan profil belajar siswa yang beragam bisa terpenuhi, sehingga siswa bisa berekspresi dan menunjukkan kreativitas dengan maksimal.

  • Kemudian dengan Modul 2.2, Pembelajaran Sosial emosional. Dalam melaksanakan program semua yang terlibat harus bisa menata emosi, dan menerapkan kompetensi sosial emosional yang dimilikinya, hal ini penting karena ketika kita berkolaborasi harus bisa saling menghargai, bekerjasama, bertanggung jawab, dan peduli dengan sesama.

  • Selanjutnya keterkaitan dengan Modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik, melalui coaching akan membantu kita untuk memetakan aktivitas yang akan kita laksanakan, menemukan ide-ide baru yang berdampak bagi siswa, mengidentifikasi tantangan dan menemukan solusi untuk meminimalisir tantangan dan kendala tersebut. Jadi sebaiknya sebelum melaksanakan suatu program kita melaksanakan coaching dengan orang yang kita anggap mampu membantu kita untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan berbobot tentang program yang akan kita laksanakan, sehingga setelahnya kita mantap merealisasikan program kita.

  • Keterkaitan dengan Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan. Dalam melaksanakan suatu program, pasti nanti kita dihadapkan pada Dilema Etika yang muncul tanpa kita duga sebelumnya. Sehingga diharapkan nantinya kita bisa menyelesaikan masalah yang ada selama pelaksanaan program dengan menerapkan 9 Langkah Pengambilan dan Pengujian Keputusan. Harapan akhirnya keputusan yang diambil, merupakan keputusan yang tepat untuk semua pihak, sehingga tidak ada yang dirugikan. Dan yang perlu digaris bawahi, keputusan yang kita ambil harus berpihak pada murid, dan bisa dipertanggung jawabkan dan berdasar pada nilai-nilai kebajikan universal yang diyakini.
  • Terakhir, hubungan dengan Modul 3.2 Pemimpin Dalam Pengelolaan Sumber Daya. Sebelum melaksanakan suatu program pasti kita menyusun rencana, contohnya saja dalam bentuk BAGJA. Melalui BAGJA kita diharuskan melakukan identifikasi terkait, tindakan dan daya dukung yang ada di sekitar kita. Melalui modul 3.2 kita menjadi paham, bahwa ada 7 aset di sekolah dan sekitar sekolah yang bisa mendukung dan membantu terlaksananya suatu program. Sehingga kita sebagai guru harus bisa memanfaatkan aset yang dimiliki secara maksimal untuk mewujudkan program yang menumbuh kembangkan kepemimpinan murid.
  • Secara keseluruhan, semual modul dalam rangkaian Pendidikan Calon Guru Penggerak memiliki keterkaitan yang sangat erat dan tidak bisa dipisahkan. Jika seorang guru mampu merancang sebuah program yang berdampak positif bagi murid, selanjutnya menerapkan program tersebut dengan melibatkan seluruh pihak yang ada di sekolah dan luar sekolah, merefleksikannya, dan berlanjut terus maka esensi dari Pendidikan Calon Guru Penggerak telah dimilikinya.  Menurut saya, yang penting dari semuanya adalah bagaimana upaya seorang guru untuk mewujudkan suatu program yang berpihak bagi siswa, memenuhi kebutuhan siswa yang beragam, adanya kolaborasi oleh semua pihak, dan terbentuknya karakter siswa sesuai dengan profil pelajar pancasila.
  • Hasil program tidak bisa terlihat secara cepat, namun butuh waktu untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, yang terpenting kita harus konsisten, semangat, tertip dengan jadwal yang telah disusun, dan selalu melakukan refleksi. Jika hal ini sudah bisa diterapkan, maka wellbeing dan student agency bisa dimiliki oleh murid-murid kita.

  • Informasi di luar bahan ajar PGP
  • Setelah memahami materi Modul 3.3 Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid, saya berupaya untuk mencari literatur tentang program-program yang bisa saya terapkan di sekolah saya melalui internet (youtube, google, dll), bertanya kepada rekan guru dari sekolah lain yang sudah menerapkan program yang serupa, berdiskusi dengan Pengajar Praktik terkait langkah-langkah pelaksanaan program dan juga tantangan serta solusi yang bisa diterapkan. Mengambil pelajaran dari program-program terdahulu yang pernah dilaksanakan, baik yang berhasil maupun belum berhasil.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline